Apakah Ethereum Benar-Benar Bisa Tembus US$7.000? Ini Analisis Lengkapnya

Aset kripto terbesar kedua di dunia, Ethereum (ETH), kembali menjadi sorotan setelah sejumlah analis memperkirakan potensi kenaikan harga signifikan hingga mencapai kisaran US$7.000 dalam waktu dekat. Namun, pertanyaannya: seberapa realistis skenario optimistis tersebut?

Potensi Kenaikan: Dukungan dari Fundamental dan Teknis

Sejumlah analis melihat Ethereum memiliki fondasi fundamental dan teknikal yang cukup kuat untuk menopang kenaikan ke level US$7.000. Dalam laporan terbarunya, Standard Chartered Bank menaikkan target harga Ethereum menjadi US$7.500 pada akhir 2025, naik dari proyeksi sebelumnya di sekitar US$4.000. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan penggunaan stablecoin, meningkatnya aktivitas di jaringan Ethereum, serta adopsi yang makin luas di sektor keuangan digital.

Dari sisi teknikal, beberapa analis mencatat terbentuknya pola “cup and handle” serta “golden cross” pada grafik harga ETH — dua indikator yang secara historis sering menjadi sinyal bullish kuat. Jika Ethereum berhasil melakukan breakout dari level resistance utama, maka ruang kenaikan menuju kisaran US$7.000–US$7.500 bisa semakin terbuka lebar.
Selain itu, faktor eksternal juga turut berperan. Peluncuran ETF spot Ethereum, meningkatnya aktivitas di sektor DeFi (Decentralized Finance) dan Layer-2, serta tingginya tingkat staking yang mengurangi pasokan ETH beredar di pasar, disebut menjadi katalis tambahan bagi potensi penguatan harga.

Namun, Sejumlah Tantangan Masih Membayangi

Meski prospek kenaikan terlihat menjanjikan, jalan menuju US$7.000 bukan tanpa hambatan. Beberapa faktor risiko berikut perlu diperhatikan:

1. Aktivitas dan Adopsi Jaringan
Kenaikan harga Ethereum yang berkelanjutan sangat bergantung pada aktivitas jaringan. Penggunaan aktif seperti transaksi on-chain, pertumbuhan dApps, volume staking, dan pengembangan ekosistem Layer-2 menjadi indikator penting. Jika aktivitas tersebut stagnan atau menurun, momentum kenaikan bisa tertunda atau bahkan kehilangan tenaga.

2. Regulasi dan Persaingan Antar Jaringan
Regulasi global terhadap aset kripto masih menjadi faktor krusial. Beberapa institusi keuangan, termasuk Citi, memberikan target harga lebih konservatif  sekitar US$4.300 pada akhir 2025, dengan asumsi aliran dana ke ETF Ethereum lebih kecil dibandingkan Bitcoin. Selain itu, kehadiran jaringan pesaing seperti Solana, Avalanche, dan Polygon yang menawarkan biaya transaksi lebih rendah dan kecepatan lebih tinggi bisa menggeser dominasi Ethereum di sektor dApps dan DeFi.

3. Konfirmasi Breakout Masih Diperlukan
Sejumlah analis juga menegaskan bahwa proyeksi bullish Ethereum baru akan valid jika harga mampu menembus level resistance kuat di atas US$5.000 dan mempertahankan area support secara konsisten. Tanpa konfirmasi teknikal tersebut, potensi menuju US$7.000 masih bersifat spekulatif.

Secara keseluruhan, peluang Ethereum mencapai level US$7.000 tetap terbuka, didukung oleh fundamental jaringan yang solid, momentum teknikal positif, serta meningkatnya kepercayaan institusional melalui ETF. Namun, investor perlu menyadari bahwa skenario ini masih bergantung pada sejumlah faktor eksternal, termasuk regulasi, adopsi jaringan, dan kondisi pasar global. Dengan volatilitas pasar kripto yang tinggi, analis menyarankan agar proyeksi optimistis seperti ini disertai analisis risiko dan skenario alternatif, baik untuk kondisi bullish maupun bearish.