Kisah Mengejutkan Bill Gates: Dari Raja Microsoft Jadi Dermawan Dunia

Berita Terkini - Diposting pada 07 May 2025 Waktu baca 5 menit

Bill Gates, yang dikenal sebagai salah satu pendiri Microsoft dan juga seorang dermawan, tiba di Indonesia untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto. Siapa sebenarnya Bill Gates? Pria bernama lengkap William Henry Gates III ini adalah sosok di balik pendirian Microsoft, perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia. Ia memulai usaha ini bersama rekannya Paul Allen pada tahun 1975, yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang miliarder. Berdasarkan data Forbes Real-Time Billionaires, kekayaan bersih Bill Gates pada April 2025 tercatat sebesar US$104,6 miliar, atau setara dengan sekitar Rp1.764 triliun, menjadikannya orang terkaya ke-14 di dunia.

 

Dari Microsoft ke Dunia Filantropi

Pada Juli 1975, Bill Gates bersama Paul Allen membentuk perusahaan bernama Micro-soft, yang merupakan kombinasi dari kata “mikrokomputer” dan “perangkat lunak.” Namun, dalam waktu satu tahun, tanda hubung dihapus dan nama perusahaan menjadi Microsoft. Meskipun perjalanan awal mereka tidak mulus, pada akhirnya mereka berhasil menjadikan Microsoft sebagai perusahaan pengembang perangkat lunak terbesar di dunia.

 

Salah satu tonggak penting terjadi pada Juni 1981 ketika Microsoft secara resmi didirikan. Bill Gates menjabat sebagai presiden dan ketua dewan direksi, sementara Paul Allen menjadi wakil presiden eksekutif. Menjelang tahun 1983, Microsoft telah berekspansi secara global, mendirikan anak perusahaan di negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Jerman.

 

Keputusan Bill Gates untuk membawa Microsoft menjadi perusahaan terbuka melalui bursa saham Nasdaq pada Maret 1986 membuatnya langsung menjadi jutawan. Harga saham perdana saat itu dibuka pada US$21 per lembar. Setelah memimpin perusahaan selama 25 tahun, pada Januari 2000, Bill Gates mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO. Pada tahun yang sama, ia mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, yang kini dikenal sebagai Gates Foundation. Posisi CEO kemudian diserahkan kepada Steve Ballmer, yang sudah bergabung sejak tahun 1980. Sementara itu, Gates memilih peran sebagai kepala arsitek perangkat lunak agar dapat lebih fokus pada aspek bisnis yang menjadi minat utamanya, meski tetap menjabat sebagai ketua dewan direksi.

 

Pada tahun 2006, Gates secara resmi meninggalkan peran penuhnya di Microsoft karena ingin lebih memfokuskan diri pada kegiatan filantropi melalui yayasannya. Meskipun tidak lagi menjadi bagian tetap dari dewan direksi, ia tetap berperan sebagai penasihat teknologi bagi Microsoft dan, menurut laporan dari Biography, sesekali masih terlibat dalam pengujian produk perusahaan.

 

Di luar aktivitas yayasannya, Bill Gates juga menunjukkan kepeduliannya terhadap penelitian penyakit Alzheimer. Pada November 2017, ia mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan US$50 juta ke Dementia Discovery Fund, serta tambahan US$50 juta lainnya untuk perusahaan rintisan yang bergerak dalam penelitian Alzheimer. Dalam laporan CNN saat itu, Gates menjelaskan bahwa ia menyaksikan sendiri dampak negatif penyakit ini terhadap anggota keluarganya, termasuk ayahnya yang meninggal dunia pada tahun 2020.

 

“Segala bentuk pengobatan akan menjadi langkah maju dibandingkan dengan kondisi kita saat ini,” ungkap Gates kepada CNN, sambil menambahkan bahwa, “tujuan jangka panjangnya haruslah menemukan penyembuhan.”

Sumber: bisnis.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.