Hasil penelitian eConomy SEA 2023 yang diprakarsai oleh Google, Temasek, dan Bain&Company, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia tetap antusias dalam menggunakan layanan pinjaman online (pinjol). Layanan keuangan digital, termasuk pinjaman, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan dari basis yang rendah.

Nilai pinjaman digital (loanbook) telah meningkat dari US$ 5 miliar (Rp 79 triliun) tahun lalu dan diproyeksikan akan mencapai US$ 6 miliar (Rp 95 triliun) pada tahun 2023.

Menurut penelitian tersebut, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) pinjaman digital diperkirakan akan melonjak hingga 50 persen pada tahun 2025, dengan proyeksi saldo buku pinjaman mencapai US$ 15 miliar (Rp 239 triliun) pada tahun tersebut.

Bagi warga yang membutuhkan pinjaman online, penting untuk selalu berhati-hati dan bijak sebelum melakukannya. Data pribadi Anda berisiko disalahgunakan dan dapat berdampak merugikan diri sendiri, terutama jika Anda meminjam dari penyedia pinjaman online ilegal yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

OJK telah merilis daftar terbaru perusahaan fintech peer to peer (p2p) Lending alias pinjol yang memiliki izin per tanggal 11 Oktober 2023. Saat ini, terdapat 101 pinjol legal yang telah terdaftar di OJK.

Dalam surat pengumumannya dengan nomor PENG-3/PL.021/2023, OJK mendorong masyarakat untuk selalu menggunakan jasa penyelenggara fintech lending yang telah mendapatkan izin dari OJK.

"Kontak OJK di nomor 157 atau layanan WhatsApp 081 157 157 157 selalu tersedia untuk memeriksa status penawaran produk jasa keuangan yang Anda terima," demikian tertulis dalam surat tersebut.