DIGIVESTASI - Saham-saham perbankan mengalami penurunan pada awal 2025. Meskipun demikian, analis tetap optimistis terhadap prospek saham bank dalam jangka panjang.
 

Pada saat penulisan berita ini, saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tercatat turun 0,52 persen menjadi 3.830. Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengalami penurunan sebesar 0,78 persen, berada di posisi 9.600, sementara saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,81 persen menjadi 5.425.
 

Saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tercatat turun 2,38 persen, berada di level 4.110. Kepala Riset dan Ekonom Utama Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa pergerakan saham perbankan saat ini dipengaruhi oleh aksi jual besar-besaran oleh investor asing di tengah ketidakpastian global. Rully menjelaskan bahwa sebagian besar investasi asing masuk ke pasar modal Indonesia melalui saham-saham perbankan. Oleh karena itu, saat terjadi aksi jual oleh asing, sektor perbankan menjadi yang paling banyak dilepas.

Rully mengidentifikasi bahwa ketidakpastian terkait kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) tidak akan terlalu agresif dalam menurunkan suku bunga telah mendorong penguatan dolar AS, yang kemudian memicu arus modal asing keluar. "Hal itu menyebabkan asing keluar, dan saham-saham perbankan yang dilepas. Kita tahu, saham-saham besar seperti BRI, Bank Mandiri, BCA, dan BNI yang paling banyak terpengaruh," ujar Rully.