Proyeksi Produksi Biodiesel RI Melonjak ke 15,8 Juta KL

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 26 April 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan peningkatan target produksi biodiesel seiring dengan upaya penurunan jumlah impor bahan bakar minyak (BBM) dan peningkatan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) berbasis kelapa sawit atau biodiesel. 800.000 kiloliter (KL) bisa diperoleh pada 15 April.

 

Hal tersebut diungkapkan Eniya Ristiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dilgen EBTKE) Kementerian ESDM. Ia mengatakan target produksi biodiesel pada tahun 2024 yang semula ditetapkan sebesar 13,4 juta KL dapat ditingkatkan menjadi 15,8 juta KL seiring dengan pengurangan subsidi  impor BBM. 

 

“Targetnya (produksi biodiesel) tahun ini  13,4 juta KL, tapi bisa meningkat menjadi 15,8 juta KL. Jadi menurut saya juga akan ada peningkatan  dengan pengurangan subsidi  impor BBM, yang tentu saja  bisa dicapai.” 

Ennya mengatakan hal ini juga didorong oleh pemerintah yang saat ini sedang menggalakkan penggunaan biodiesel, khususnya B40 yang merupakan campuran 40% bahan bakar dan biodiesel. Saat ini, pengenalannya sedang dipertimbangkan tidak hanya di bidang otomotif, tetapi juga di bidang-bidang seperti kapal, alat berat, dan mesin pertanian. “Uji B40 untuk industri otomotif  sudah dilakukan sejak tahun 2023 lalu dan tidak ada kendala nyata.

 

Oleh karena itu, kami berencana melanjutkan uji coba alat-alat besar seperti kapal, alat pertanian,  ekskavator besar, dan kapal laut pada tahun 2024.” tes. “Kami memulainya bulan lalu dan berencana mengujinya pada Desember tahun ini. Pengujiannya memakan waktu, tapi sejauh ini kami belum mendapat keluhan apa pun,” kata Eniya. 

 

Dengan cara ini, kata Pak Shioya, dengan memperluas sektor pengguna B40, akan dimungkinkan untuk meningkatkan jumlah CPO (minyak sawit mentah) yang digunakan dan mengurangi emisi karbon dari BBM. Hal ini juga diklaim dapat mengurangi impor bahan bakar ke dalam negeri. “Jadi kami jelas mengharapkan adanya peningkatan penggunaan CPO, dan pada saat yang sama kami mengharapkan adanya upaya untuk mengurangi emisi secara signifikan dan tentu saja juga mengurangi impor bahan bakar,” tambahnya. 

 

Lebih lanjut ia mengatakan, peningkatan penggunaan sel tubuh akan meningkatkan permintaan terhadap produk kelapa sawit, sehingga membuat petani kelapa sawit semakin kaya dan membuat mereka lebih kompetitif dalam hal harga. 
“Tapi ini juga berarti subsidi biodiesel akan meningkat untuk mengimbangi industri CPO. Ini sangat mengkhawatirkan petani saat ini, jadi saya kira BPDPKS juga memperhatikan. '' katanya sambil menambahkan, ``Kami juga dapat mendukung petani.''


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.