Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Crypto News - Diposting pada 11 July 2025 Waktu baca 5 menit
Mengapa Bitcoin Hanya 21 Juta Koin? Ini Alasan Ekonomis di Baliknya
Di tengah popularitas Bitcoin sebagai aset digital dengan kapitalisasi terbesar saat ini, satu pertanyaan klasik masih kerap mencuat di kalangan investor dan pengamat keuangan: mengapa total pasokan Bitcoin dibatasi hanya hingga 21 juta koin? Meski bagi sebagian orang angka ini terkesan arbitrer, ternyata terdapat pertimbangan filosofis dan mekanisme ekonomi yang matang di baliknya.
Bitcoin, yang pertama kali diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada 2009, dirancang sebagai alternatif mata uang fiat yang terdesentralisasi dan anti-inflasi. Berbeda dengan mata uang konvensional yang dapat dicetak tanpa batas oleh otoritas moneter, Bitcoin diciptakan dalam jumlah terbatas—mirip dengan logika kelangkaan emas. Batas maksimal 21 juta BTC ini secara tegas dicantumkan dalam whitepaper Bitcoin dan ditanamkan dalam kode sumber blockchain-nya.
Dalam salah satu korespondensinya yang dikutip Bitcoin.org, Satoshi Nakamoto menjelaskan, “Pasokan Bitcoin yang terbatas bertujuan menciptakan kelangkaan alami, agar tidak ada pihak yang bisa mengendalikan jumlah uang beredar, sebagaimana terjadi dalam sistem keuangan tradisional.”
Selain dibatasi secara total, Bitcoin juga menerapkan mekanisme halving atau pemotongan reward block sebesar 50% setiap 210.000 blok, yang terjadi sekitar setiap empat tahun sekali. Proses ini bertujuan memperlambat suplai Bitcoin baru hingga akhirnya mencapai batas maksimum, yang diperkirakan akan tercapai sekitar tahun 2140.
Berdasarkan data Blockchain.com per Juli 2025, total Bitcoin yang telah berhasil ditambang mencapai lebih dari 19,7 juta BTC atau sekitar 94% dari total suplai maksimal. Artinya, hanya tersisa sekitar 1,3 juta BTC yang akan ditambang secara bertahap dalam lebih dari satu abad mendatang. Saat ini, reward bagi penambang berada di angka 3,125 BTC per blok, setelah peristiwa halving keempat yang berlangsung pada April 2024.
Laporan Glassnode menunjukkan bahwa distribusi Bitcoin kini semakin didominasi oleh institusi dan investor jangka panjang (long-term holders). Sebaliknya, jumlah Bitcoin yang aktif diperdagangkan terus menurun. “Kelangkaan Bitcoin semakin terasa nyata, menjadikannya semakin mirip dengan aset safe haven,” ungkap analis Glassnode. Kelangkaan ini juga selaras dengan model ekonomi Bitcoin yang bersifat deflasi. Dengan pasokan yang terbatas sementara permintaan terus tumbuh, secara teori harga Bitcoin akan cenderung meningkat seiring waktu.
Bagi para investor, pemahaman soal keterbatasan pasokan Bitcoin menjadi landasan dalam merancang strategi investasi jangka panjang. Banyak analis menyarankan metode akumulasi bertahap atau Dollar Cost Averaging (DCA) guna mengurangi dampak fluktuasi harga jangka pendek. Platform-platform seperti Binance, Coinbase, dan Tokocrypto juga telah menyediakan fitur auto-invest untuk membantu investor pemula melakukan pembelian Bitcoin secara rutin.
Batas pasokan Bitcoin yang hanya 21 juta koin bukan sekadar angka sembarangan, melainkan hasil perancangan sistem keuangan terdesentralisasi yang bertujuan menciptakan kelangkaan digital. Seiring berjalannya waktu, kelangkaan ini diprediksi menjadi faktor kunci yang membedakan Bitcoin dari aset keuangan konvensional.
Jika Anda merasa informasi ini bermanfaat, bagikan artikel ini kepada rekan atau komunitas kripto Anda agar semakin banyak orang memahami logika ekonomi di balik keberadaan Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.