Bisnis | Ekonomi
Sejarah Louis Vuitton: Perjalanan dari Koper Kecil ke Brand Fashion Ikonik Dunia
Berita Terkini - Diposting pada 11 October 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Timnas Indonesia harus rela melihat kemenangan di depan mata sirna dalam laga ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C melawan Bahrain, Kamis (9/10/2024), diwarnai oleh keputusan kontroversial wasit Ahmed Abu Bakar Said Al-Kaf.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, Indonesia sempat unggul 2-1 berkat gol Ragnar Oratmangoen (45+3') dan Rafael Struick (73'), setelah sebelumnya tertinggal akibat gol tendangan bebas Mohamed Marhoon (15'). Namun, Bahrain berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9 lewat gol kedua Marhoon, memanfaatkan situasi sepak pojok.
Gol penyama kedudukan ini dipicu oleh keputusan wasit yang dianggap kontroversial, membuat pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong geram. Ia menuduh wasit asal Oman tersebut bertindak tidak adil, bahkan memberikan kritik tajam kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam konferensi pers setelah laga.
"Jika AFC ingin sepak bola Asia maju, kualitas wasitnya harus ditingkatkan," tegas Shin Tae-yong.
PSSI pun menyatakan akan mengajukan surat protes resmi kepada FIFA terkait kepemimpinan wasit Al-Kaf dalam pertandingan tersebut.
1. Kontroversi Tambahan Waktu
Salah satu keputusan paling diperdebatkan adalah tambahan waktu di babak kedua. Meskipun wasit keempat Qasim Al-Hatmi memberikan tambahan enam menit, pertandingan justru dilanjutkan hingga menit ke-90+11, memungkinkan Bahrain mencetak gol penyeimbang. Padahal, sepanjang babak kedua tidak banyak insiden yang menghentikan pertandingan kecuali selebrasi gol kedua Indonesia.
Keputusan untuk memberikan tambahan waktu lebih dari tiga menit tanpa alasan jelas membuat emosi pemain dan ofisial Indonesia memuncak. Shayne Pattynama bahkan harus ditenangkan oleh staf pelatih, sementara manajer timnas Sumardji diganjar kartu merah oleh Al-Kaf.
2. Keputusan Pelanggaran yang Merugikan Indonesia
Sepanjang pertandingan, wasit Al-Kaf juga dinilai sering memberikan keputusan berat sebelah yang merugikan Indonesia. Tim Garuda terkena 27 kali pelanggaran, sementara Bahrain hanya 10 kali. Salah satu insiden terjadi pada menit ke-60 ketika Rafael Struick dilanggar di depan kotak penalti Bahrain, namun wasit tidak memberikan tendangan bebas dan hanya memutuskan drop ball, mengejutkan para pemain Indonesia.
Selama kariernya, wasit Al-Kaf tercatat telah mengeluarkan 346 kartu kuning dari 115 pertandingan, serta 11 kartu merah, termasuk kepada manajer Indonesia Sumardji dalam laga ini.
3. Sorotan Terhadap VAR
Keputusan wasit VAR yang dipimpin oleh Abdullah Al-Kandari dari Kuwait juga menuai kritik. VAR hanya mengulas gol pertama Indonesia yang dicetak Ragnar Oratmangoen untuk memeriksa kemungkinan offside selama hampir tiga menit, namun tidak melakukan tinjauan pada gol terakhir Bahrain yang berpotensi terjadi offside.
Jika Indonesia mampu mempertahankan keunggulan, tim Garuda seharusnya menempati posisi kedua klasemen sementara Grup C dengan lima poin, di bawah Jepang yang memimpin dengan sempurna dari tiga laga. Sementara Bahrain tetap berada di posisi kelima dengan tiga poin hasil dari satu kemenangan dan dua kekalahan.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: antaranews.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Dec 2024
Visitor Today
Online Visitor Today
Total Visitor