AS Dikabarkan Siap Kucurkan Rp486 T untuk Uranium Iran, Trump Langsung Bereaksi

Berita Terkini - Diposting pada 29 June 2025 Waktu baca 5 menit

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan pemberian insentif ekonomi kepada Iran sebagai imbalan atas penghentian kegiatan peningkatan kadar uranium dalam beberapa hari terakhir.

 

Mengutip laporan dari CNBC Internasional pada Minggu (29 Juni 2025), rencana sementara ini juga mencakup potensi dukungan finansial dari negara-negara tetangga di kawasan, yang bertujuan membantu Iran mengembangkan program energi nuklir sipil. Skema tersebut diperkirakan dapat memberi Teheran akses pendanaan hingga sebesar US$30 miliar.

 

Usulan ini hanyalah satu dari sejumlah opsi yang saat ini sedang dievaluasi oleh pemerintahan Trump.

 

Jika disepakati, kesepakatan tersebut akan menandai perubahan kebijakan yang cukup signifikan dari Presiden Trump, yang sebelumnya memutuskan untuk menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir yang dibuat semasa pemerintahan Barack Obama pada tahun 2018. Saat itu, Trump berargumen bahwa pencabutan sanksi dan pembukaan akses aset-aset Iran justru memperkuat kemampuan rezim Iran dalam mendanai berbagai aktivitas yang dianggap berbahaya.

 

Namun demikian, hingga kini belum ada kejelasan apakah proposal ekonomi tersebut atau negosiasi apapun antara kedua negara akan terus berlanjut.

 

Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada Jumat malam, Trump membantah keterlibatannya dengan rencana itu. Ia menyatakan bahwa dirinya "tidak pernah mendengar ide konyol tersebut dan itu hanyalah HOAX lain yang disebarkan oleh media berita palsu," kata Trump, dikutip pada Minggu (29 Juni 2025).

 

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump juga mengancam akan menggagalkan potensi pencabutan sanksi terhadap Iran, menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang mengklaim telah memenangkan konflik melawan Israel serta meremehkan dampak serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

 

"Mengapa seseorang yang disebut sebagai 'Pemimpin Tertinggi', Ayatollah Ali Khamenei, dari Iran yang sedang dilanda konflik, dapat dengan terang-terangan dan secara bodoh mengatakan bahwa dia telah menang dalam perang melawan Israel, padahal dia sendiri tahu bahwa itu adalah kebohongan?" tulis Trump di akun Truth Social miliknya.

 

Pada hari yang sama, Trump juga kembali menegaskan bahwa Iran sebenarnya masih ingin mengadakan pertemuan dengannya guna membahas kemungkinan penghapusan sanksi ekonomi. "Mereka memang ingin bertemu dengan saya, dan kami akan melakukannya secepat mungkin," ucap Trump kepada para jurnalis dalam pertemuan di Gedung Putih bersama Menteri Luar Negeri dari Republik Demokratik Kongo dan Republik Rwanda.

 

"Apakah kalian tidak sadar bahwa kami memberlakukan sanksi yang membuat mereka tidak bisa bergerak? Tentu saja mereka ingin bertemu saya. Maksud saya, mereka bukan orang bodoh," kata Trump.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.