
Crypto News
Deutsche Bank Resmi Siapkan Diri Jadi Mitra Perbankan Bullish - Bursa Kripto Raksasa yang Terdaftar di NYSE!
/index.php
Crypto News - Diposting pada 12 October 2025 Waktu baca 5 menit
Tokenisasi Akan Kuasai Sistem Keuangan Global, Prediksi CEO Robinhood Vlad Tenev
CEO Robinhood, Vlad Tenev, memproyeksikan bahwa tokenisasi, proses digitalisasi aset tradisional ke dalam bentuk token berbasis blockchain, akan menjadi fondasi baru bagi sistem keuangan global.
Dalam wawancara dan pidato terbarunya di konferensi Token2049, Singapura, Tenev menyebut fenomena ini sebagai tren yang “tak terelakkan” dan akan secara bertahap menyatu dengan seluruh infrastruktur keuangan konvensional.
“Tokenisasi Adalah Kereta Barang yang Tak Bisa Dihentikan”
Menggunakan analogi yang kuat, Tenev menyebut adopsi tokenisasi seperti kereta barang yang terus melaju tanpa bisa dibendung.
“Tokenisasi seperti kereta barang; ia tak bisa dihentikan, dan pada akhirnya akan memakan seluruh sistem keuangan,”
— ujar Vlad Tenev di Token2049, dikutip dari Business Insider dan PYMNTS.com.
Menurutnya, keunggulan utama tokenisasi, mulai dari efisiensi biaya transaksi, akses pasar global, hingga perdagangan 24 jam tanpa batas waktu, akan mempercepat perpindahan berbagai jenis aset ke jaringan blockchain.
Termasuk di antaranya saham publik, aset privat, real estat, hingga instrumen keuangan kompleks lainnya.
Langkah Awal Robinhood di Dunia Tokenisasi
Robinhood sendiri telah mengambil langkah konkret dalam arena tokenisasi. Pada Juni 2025, perusahaan meluncurkan produk token ekuitas (equity tokens) untuk pasar Uni Eropa, yang memungkinkan pengguna memperdagangkan lebih dari 200 saham dan ETF berbasis AS menggunakan token digital. Namun, Tenev menegaskan bahwa token tersebut belum mewakili kepemilikan saham secara langsung, melainkan memberikan paparan tidak langsung terhadap pergerakan harga aset-aset tersebut.
Robinhood juga dikabarkan tengah mengeksplorasi tokenisasi di sektor properti dan aset dunia nyata (Real World Assets/RWA). Menurut Tenev, mekanisme tokenisasi real estat secara prinsip tak jauh berbeda dengan tokenisasi perusahaan privat, karena keduanya bergantung pada representasi digital dari nilai ekonomi yang dapat diperdagangkan.
Regulasi dan Likuiditas: Dua Tantangan Utama
Meski optimistis, Tenev mengakui bahwa tantangan terbesar tokenisasi bukan terletak pada teknologi, melainkan pada kerangka hukum dan likuiditas pasar. Regulasi yang belum seragam, terutama di Amerika Serikat, membuat banyak perusahaan masih berhati-hati.
Selain itu, rendahnya volume perdagangan sekunder token RWA menunjukkan bahwa pasar tokenisasi masih dalam tahap eksperimental. Penelitian akademis di arXiv juga menyoroti bahwa tantangan likuiditas ini dapat menghambat adopsi massal — meskipun potensi jangka panjangnya tetap besar. Tenev memperkirakan bahwa kerangka regulasi yang jelas untuk tokenisasi akan terbentuk dalam 5–10 tahun mendatang, dengan negara-negara besar seperti AS, Uni Eropa, dan Singapura menjadi pionir dalam pembentukan standarnya. (PYMNTS.com)
Dampak Sistemik terhadap Industri Keuangan
Jika prediksi Tenev terbukti, maka institusi keuangan tradisional, bursa saham, dan lembaga pengatur keuangan global akan dihadapkan pada perubahan paradigma besar-besaran.
Model tata kelola aset, sistem penyelesaian transaksi (settlement), hingga cara kepemilikan aset dicatat, akan beralih dari format terpusat menjadi ledger desentralisasi yang beroperasi 24/7.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.