Alibaba Batal Gelar Festival 12.12 di Tengah Tren Konsumen China yang Menurun

Berita Terkini - Diposting pada 25 November 2023 Waktu baca 5 menit

Platform belanja online Alibaba, Taobao dan Tmall, mengumumkan pada Jumat, 24 November 2023, bahwa mereka memutuskan untuk membatalkan festival belanja yang seharusnya diselenggarakan pada 12 Desember mendatang. Sebagai alternatif, mereka akan menyelenggarakan pesta belanja lain yang dikenal sebagai 'harga bagus akhir tahun' mulai 9 Desember.

 

Dalam pernyataan tertulis kepada Reuters, Alibaba menyatakan, "Dibandingkan dengan festival 12.12 tahun-tahun sebelumnya, intensitas diskon, jumlah pedagang, dan ragam komoditas semuanya mengalami peningkatan yang signifikan." Meski demikian, pernyataan tersebut tidak memberikan informasi spesifik mengenai durasi festival yang baru.

 

Festival belanja 12.12, yang rutin diadakan setiap tahun pada tanggal 12 Desember sejak tahun 2012, awalnya merupakan festival penjualan Hari Jomblo yang kurang populer pada bulan November, biasanya pada tanggal 11 November. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, acara ini telah berkembang menjadi peristiwa multi-minggu yang dimulai pada akhir Oktober.

 

Tahun ini merupakan kali kedua Alibaba menahan diri untuk merilis hasil penjualannya selama periode festival Hari Jomblo. Meskipun demikian, berdasarkan data dari Syntun, penjualan volume barang dagangan kotor (GMV) di seluruh platform e-commerce utama naik 2,08% menjadi 1,14 triliun yuan ($156,40 miliar), dibandingkan dengan pertumbuhan 2,9% tahun lalu.

 

Alibaba menyebutkan bahwa sebanyak 80 juta produk ditawarkan dengan diskon terdalam pada Hari Jomblo tahun ini.

 

Para analis menganggap fokus Alibaba pada diskon tahun ini sebagai upaya untuk bersaing dengan pesaing seperti Douyin dan Pinduoduo yang dimiliki oleh PDD Holdings (PDD.O), yang telah mengubah lanskap e-commerce Tiongkok dengan menjual produk lebih murah dan memberikan diskon setiap tahunnya.

 

Konsumen Tiongkok saat ini tengah berada dalam suasana hati hemat, mengingat krisis yang semakin memburuk di sektor properti negara tersebut, di mana sebagian besar kekayaan rumah tangga terparkir. Pemotongan belanja oleh pemerintah daerah yang memiliki banyak hutang, tingkat pengangguran kaum muda yang melampaui 20%, dan penurunan upah di beberapa sektor ekonomi juga turut berkontribusi.

 

"Hambatan ekonomi makro membuat konsumen lebih memperhatikan nilai," ungkap konsultan Bain dalam laporan awal bulan ini yang menyoroti penjualan Hari Jomblo.

Sumber: tempo.co

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.