
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Saham News - Diposting pada 15 October 2025 Waktu baca 5 menit
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) optimistis kontribusinya kepada negara dalam bentuk dividen akan mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun ke depan.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa nilai dividen tersebut diperkirakan dapat melonjak hingga mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp165 triliun pada tahun 2029.
“Jika melihat rencana kami untuk lima tahun ke depan, proyeksi dividen berada di kisaran US$7 miliar hingga US$10 miliar,” ujar Rosan dalam Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel St. Regis Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Rosan menjelaskan bahwa melalui dividen tersebut, Danantara memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitas investasi hingga US$40 miliar atau setara Rp664 triliun tanpa menggunakan utang.
“Itu tanpa leverage, seluruhnya berasal dari dana ekuitas,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa jika Danantara melakukan pengembangan aset melalui leverage, maka kapasitas investasi dapat meningkat secara signifikan hingga mencapai US$200–US$250 miliar, atau sekitar Rp4.150 triliun, dalam lima tahun ke depan.
“Jika saya melakukan leverage sebanyak lima kali, maka total kapasitas investasi yang kami miliki untuk lima tahun ke depan bisa mencapai US$200 miliar hingga US$250 miliar,” jelasnya.
Rosan juga mengungkapkan harapannya agar kontribusi dividen BUMN ke depan menjadi lebih merata dan tidak hanya didominasi oleh sejumlah perusahaan besar saja.
“Pekerjaan rumah kita masih banyak. Danantara tidak bisa berjalan sendiri. Justru kami ingin berkolaborasi dengan pelaku dunia usaha agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Selain itu, Rosan menuturkan bahwa Danantara juga menjalin kerja sama pendanaan bersama (joint fund) dengan sejumlah Sovereign Wealth Fund (SWF) dari berbagai negara.
“Saat ini kami sudah memiliki dana bersama dengan beberapa SWF, antara lain dari Qatar (QIA) dan China, serta sedang dalam proses pembentukan kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UAE) dan Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi,” paparnya.
Rosan berharap, langkah strategis tersebut dapat menciptakan peluang investasi yang lebih besar, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.