Rusia Jatuhkan Denda Fantastis ke Google, Nilainya US$20.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000

Berita Terkini - Diposting pada 02 November 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Rusia telah menjatuhkan denda besar kepada raksasa teknologi Google sebesar US$2 desiliun, atau US$20.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000, dengan alasan perusahaan tersebut memblokir propaganda pro-Rusia di platform YouTube. Angka tersebut sangat mencengangkan, dengan 34 angka nol di belakang angka 2 untuk menuliskannya, dan digambarkan setara dengan sekitar US$20 miliar triliun—sebuah jumlah yang jauh melampaui ukuran ekonomi global.

 

Melansir CNN, jumlah denda ini jauh lebih besar dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) dunia yang hanya mencapai sekitar US$110 triliun, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Bahkan nilai pasar induk Google, Alphabet, hanya sekitar US$2 triliun, membuat besaran denda tersebut terlihat sangat berlebihan.

 

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat ditanya tentang besarnya denda tersebut mengaku "bahkan tidak bisa mengucapkan angka ini dengan benar." Namun, ia menegaskan bahwa angka sebesar itu mencerminkan bahwa Google tidak seharusnya membatasi siaran pro-Rusia di platform mereka.

 

Denda ini merupakan hasil akumulasi selama empat tahun, di mana angka tersebut terus berlipat ganda setiap pekan sesuai dengan hukum di Rusia. Awalnya, denda hanya sebesar 100.000 rubel atau sekitar US$16.186, dijatuhkan pada 2020 setelah media Tsargrad dan RIA FAN memenangkan gugatan terhadap pembatasan saluran YouTube mereka.

 

Situs berita pemerintah RBC melaporkan pada Selasa (29/10) bahwa Google juga menghadapi denda tambahan pada 2022 karena melarang beberapa media Rusia lainnya yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, Google juga membatasi pembuatan akun baru bagi pengguna di Rusia dan menonaktifkan akun AdSense pada Agustus, serta menghentikan penayangan iklan di Rusia sejak Maret 2022 sebagai bagian dari sanksi global.

 

Akibat pembatasan ini, pihak berwenang Rusia menyita rekening bank Google, memaksa anak perusahaan Google di Rusia mengajukan kebangkrutan. Meski begitu, layanan gratis Google seperti YouTube dan mesin pencari tetap beroperasi di negara tersebut.

 

Dalam laporan keuangan terbarunya, Google mengakui bahwa mereka menghadapi masalah hukum yang sedang berlangsung di Rusia, tetapi meyakini bahwa hal ini tidak akan berdampak signifikan secara material. "Kami tidak yakin bahwa masalah hukum yang sedang berlangsung ini akan memberikan dampak negatif yang material," demikian pernyataan Google dalam laporannya.

 

Meski dihadapkan dengan denda yang begitu besar, induk perusahaan Google, Alphabet, tetap mencatat peningkatan lebih dari 5 persen dalam perdagangan after-market pada hari Selasa (29/10), setelah melampaui ekspektasi pendapatan untuk kuartal ketiga.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnnindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.