
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Berita Terkini - Diposting pada 13 November 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Pemerintahan Donald Trump berpotensi membawa dampak buruk bagi banyak negara Asia. Kemenangannya dalam pemilu Amerika Serikat (AS) memperburuk ancaman tarif tinggi yang tidak hanya mengincar China, tetapi juga negara-negara Asia lainnya. Hal ini diungkap dalam analisis terbaru oleh Goldman Sachs. Selama masa kampanye, Trump menyatakan rencananya untuk meningkatkan tarif impor barang asal China sebesar 60% dan untuk negara-negara lainnya antara 10% hingga 20%.
Meskipun defisit perdagangan bilateral AS dengan China sedikit menurun sejak masa pemerintahan Trump, defisit perdagangan AS dengan negara-negara Asia lainnya justru meningkat tajam. Hal ini diperkirakan akan menarik perhatian lebih besar dari pemerintahannya.
Andrew Tilton, Kepala Ekonom Asia-Pasifik Goldman Sachs, mengatakan, “Dengan fokus Trump dan beberapa calon yang ditunjuk untuk mengurangi defisit perdagangan bilateral, ada risiko bahwa defisit yang terus meningkat dapat memicu pemberlakuan tarif AS pada ekonomi Asia lainnya,” seperti yang dilaporkan CNBC International, Selasa (12/11/2024).
Tarif impor adalah pajak yang dikenakan pada barang impor, yang tidak dibayar oleh negara pengekspor, tetapi oleh perusahaan yang ingin mengimpor produk ke AS, sehingga meningkatkan biaya mereka.
Tilton juga mencatat bahwa negara-negara seperti Korea Selatan, Taiwan, dan terutama Vietnam telah memperoleh keuntungan perdagangan signifikan dengan AS. Korea Selatan dan Taiwan memimpin dalam rantai pasokan semikonduktor, sementara Vietnam mendapat manfaat dari pergeseran perdagangan yang sebelumnya terpusat di China.
Pada tahun 2023, surplus perdagangan Korea Selatan dengan AS tercatat mencapai angka rekor US$44,4 miliar, surplus terbesar dengan negara mana pun, dengan hampir 30% ekspor mobil yang dikirim ke AS. Taiwan juga mencatatkan ekspor rekor tertinggi pada kuartal pertama 2024, mencapai $24,6 miliar, meningkat 57,9% dari tahun sebelumnya, didorong oleh sektor teknologi informasi dan produk audiovisual.
Vietnam, pada periode Januari hingga September 2023, mencatatkan surplus perdagangan dengan AS sebesar US$90 miliar.
Goldman Sachs juga melaporkan bahwa India dan Jepang mengalami surplus perdagangan dengan AS, dengan surplus Jepang tetap stabil dan surplus India meningkat moderat dalam beberapa tahun terakhir.
Tilton memprediksi bahwa negara-negara mitra dagang Asia ini mungkin akan berupaya menurunkan surplus mereka dengan AS, salah satunya dengan mengalihkan impor ke negara lain jika memungkinkan.
Analis Barclays Bank turut memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Trump akan sangat memengaruhi ekonomi negara-negara terbuka di kawasan ini, dengan Taiwan diperkirakan lebih rentan dibandingkan Korea Selatan atau Singapura. Thailand dan Malaysia juga diperkirakan akan terkena dampak, dengan Thailand mengalami kerugian yang sedikit lebih besar.
Data perdagangan AS menunjukkan bahwa defisit perdagangan dengan China menyempit menjadi US$279,11 miliar pada 2023, dari US$346,83 miliar pada 2016. Meskipun perdagangan dengan China menyusut setelah tarif dikenakan, volume perdagangan telah dialihkan ke negara ketiga seperti Vietnam, Meksiko, Taiwan, dan Indonesia.
Dampak terhadap Indonesia sendiri diperkirakan signifikan. Menurut Oxford Economics, yang dikutip oleh Al-Jazeera, Asia non-China kemungkinan akan mengalami penurunan ekspor dan impor masing-masing sebesar 8% dan 3% berdasarkan skenario konservatif dari kebijakan Trump. Analis dari London School of Economics and Political Science juga memperkirakan bahwa tarif Trump akan menyebabkan penurunan PDB China sebesar 0,68%, yang akan berdampak pada penurunan PDB India dan Indonesia masing-masing sebesar 0,03% dan 0,06%.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.