BI, World Bank, dan IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Terbatas di 2025: Hanya 5,1%

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 20 January 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

DIGIVESTASI - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan pada 2024 hingga 2025. Dalam laporan Global Economic Prospects yang dirilis pada 17 Januari 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di level 5,1 persen untuk kedua tahun tersebut.

 

Meski tetap tumbuh di kisaran 5 persen, Bank Dunia menyoroti bahwa negara-negara berkembang ke depan perlu mengadopsi strategi baru berupa reformasi domestik guna mendorong investasi swasta, memperluas hubungan perdagangan, serta mengoptimalkan pemanfaatan modal, tenaga kerja, dan energi secara efisien.

 

"Sebagian besar faktor yang sebelumnya mendukung pertumbuhan mereka kini telah memudar. Sebaliknya, muncul hambatan besar seperti tingginya utang, lambannya investasi dan produktivitas, serta meningkatnya biaya akibat perubahan iklim," ujar Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Bank Dunia, Senin (20/1/2025).

 

Bank Dunia juga mencatat meningkatnya peran negara berkembang dalam ekonomi global. "Saat ini, negara-negara berkembang berkontribusi sekitar 45 persen terhadap PDB global, meningkat dari 25 persen pada tahun 2000. Ketergantungan antarnegara berkembang juga meningkat signifikan, dengan lebih dari 40 persen ekspor barang mereka mengalir ke sesama negara berkembang, dua kali lipat dibandingkan porsi tahun 2000," ungkap laporan tersebut.

 

Selain itu, negara berkembang menjadi aktor penting dalam aliran modal global, remitansi, dan bantuan pembangunan. Antara 2019 hingga 2023, mereka menyumbang 40 persen dari remitansi global, naik dari 30 persen pada dekade pertama abad ini.

 

Dalam laporan World Economic Outlook Edisi Januari 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) turut memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 hanya mencapai 5,1 persen, sejalan dengan prediksi Bank Dunia.

 

Proyeksi ini juga didukung Bank Indonesia (BI) yang memprediksi pertumbuhan ekonomi 2024 berada di bawah titik tengah rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen, yaitu sekitar 5,1 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penurunan pertumbuhan ekspor dipicu oleh melemahnya permintaan dari mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat.

 

BI juga mencatat menurunnya daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah, akibat belum pulihnya ekspektasi pendapatan serta ketersediaan lapangan kerja. "Konsumsi rumah tangga melemah, terutama pada golongan menengah ke bawah," ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (15/1/2025).

 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tetap optimistis terhadap prospek ekonomi nasional meski berbagai lembaga internasional dan BI memangkas perkiraan pertumbuhan.

 

"Memang proyeksi pertumbuhan, termasuk dari BI, turun dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen. Namun, pemerintah tetap optimistis. Ini baru Januari, kita akan lihat perkembangan ke depan," ujar Airlangga, Jumat (20/1/2025).

 

Airlangga juga memastikan bahwa pemerintah akan memanfaatkan momentum Ramadan dan Idulfitri untuk mendorong sektor konsumsi, yang selama ini menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pada Maret nanti ada Lebaran, dan pemerintah akan terus menggenjot sektor konsumsi," tambahnya.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.