
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 03 June 2025 Waktu baca 5 menit
Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari berbagai negara. Di antara semua negara asal impor, Singapura menempati posisi teratas sebagai pemasok terbesar. Selama periode Januari hingga Desember 2024, volume impor BBM dari Singapura mencapai 15.072.544.366 kilogram dengan nilai transaksi sebesar US$ 11.404.019.938.
Setelah Singapura, Malaysia menjadi negara kedua dengan jumlah impor BBM terbesar ke Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Statistik Indonesia (BS), pada periode yang sama, Indonesia mengimpor BBM dari Malaysia sebanyak 6.142.308.425 kilogram dengan nilai US$ 4.524.901.336.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara terbuka menyatakan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak dan BBM merupakan sesuatu yang disengaja.
Menurutnya, penurunan produksi atau lifting minyak nasional yang terus terjadi menjadi penyebab utama. Bahkan, kondisi pasokan minyak dan tingkat konsumsi saat ini bertolak belakang dibandingkan dengan situasi pada tahun 1997.
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 1996 hingga 1997, Indonesia mampu memproduksi sekitar 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari (bph), sementara konsumsi hanya sekitar 500.000 bph. Dengan demikian, Indonesia masih dapat mengekspor sekitar 1 juta bph.
Namun sekarang, produksi minyak hanya berkisar di angka 580.000 bph, sedangkan konsumsi mencapai 1,6 juta bph. Akibat ketimpangan ini, Indonesia terpaksa mengimpor sekitar 1 juta bph untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah penurunan lifting ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan sumber daya alam (SDA), atau memang ada unsur kesengajaan agar Indonesia terus bergantung pada impor? Demi Allah, menurut saya ini ada unsur kesengajaan yang dirancang. Demi menjalankan amanat Pak Prabowo dan untuk kepentingan Ibu Pertiwi, saya tidak akan mundur sedikit pun menghadapi pihak-pihak seperti ini,” ujar Bahlil dalam Forum Energi & Mineral 2025 di Hotel Kempinski, Jakarta, dikutip pada Senin (2/6/2025).
Ia menambahkan, “Kenapa saya bilang ini by design? Saya bukan lulusan ITB, bukan ahli migas, meskipun saya memiliki bisnis di sektor minyak. Tapi saya ditempa di perguruan bernama Kawah Candradimuka—yang bahkan tidak bisa ditemukan di Google. Saya belajar di HIPMI, dan dari situ saya tahu bahwa setiap masalah pasti ada peluang. Saya selidiki apakah benar kita tidak bisa menaikkan lifting kita.”
Bahlil juga menyebut bahwa Indonesia memiliki hampir 40.000 sumur minyak dan gas, namun yang aktif dan produktif tidak lebih dari 20.000, sementara sisanya tidak menghasilkan.
Berikut adalah daftar negara pemasok BBM ke Indonesia beserta volume dan nilai impornya:
Singapura: 15.072.544.366 kg – US$ 11.404.019.938
Malaysia: 6.142.308.425 kg – US$ 4.524.901.336
Arab Saudi: 3.428.428.989 kg – US$ 2.053.001.047
Korea Selatan: 893.212.589 kg – US$ 720.869.788
Uni Emirat Arab: 964.597.344 kg – US$ 691.168.929
Taiwan: 318.918.331 kg – US$ 255.343.478
Rusia: 359.685.057 kg – US$ 210.106.607
Qatar: 124.598.178 kg – US$ 124.066.257
Bahrain: 162.426.720 kg – US$ 91.956.364
Yunani: 103.920.109 kg – US$ 67.299.014
Malta: 79.358.413 kg – US$ 45.417.308
Brunei Darussalam: 59.531.620 kg – US$ 40.856.271
Irak: 48.106.000 kg – US$ 19.675.383
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.