Inflasi Jepang Melonjak, Spekulasi Kenaikan Suku Bunga BOJ Makin Kuat

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 22 August 2025 Waktu baca 5 menit

Laju inflasi konsumen di Jepang tetap jauh di atas target Bank Sentral Jepang (BOJ) meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan harga. Kondisi ini memicu spekulasi pasar bahwa BOJ kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.

 

Indeks Harga Konsumen (IHK) inti—yang tidak mencakup makanan segar—naik 3,1% pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini sedikit melambat dari 3,3% pada bulan sebelumnya, menurut laporan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi pada Jumat (22/8). Median perkiraan ekonom sebelumnya berada di angka 3%, dengan tekanan harga diperkirakan berasal dari lonjakan energi setahun lalu.

 

Sementara itu, indikator inflasi yang lebih mendalam—yakni IHK yang juga mengecualikan energi—tetap naik 3,4%, sama dengan bulan sebelumnya dan sesuai dengan prediksi pasar.

 

Data terbaru ini menunjukkan inflasi sulit untuk turun signifikan. Informasi ini dirilis hanya sepekan setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, secara terbuka mengkritik BOJ karena dianggap salah langkah dalam mengatasi inflasi. Dalam wawancara dengan Bloomberg TV, ia menilai “mereka tertinggal dari kurva.” Akibatnya, ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga meningkat dalam beberapa pekan terakhir, mendorong imbal hasil obligasi ke tingkat yang lebih tinggi.

 

Perlambatan inflasi inti sebenarnya sudah diprediksi para analis. Tahun lalu, harga energi melonjak tajam setelah berakhirnya subsidi pemerintah, sementara harga minyak pada Juli turun sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Harga beras, yang menjadi salah satu pendorong utama inflasi tahun ini, naik 90,7% secara tahunan, melambat dari lonjakan 100,2% pada Juni. Kenaikan tajam harga pangan pokok ini memicu kekhawatiran publik. Pembuat kebijakan memperkirakan inflasi tahunan akan melandai dalam beberapa bulan ke depan, menyusul lonjakan harga yang terjadi sejak musim gugur lalu. Namun, gelombang panas ekstrem berpotensi menurunkan produksi dan memperburuk masalah pasokan.

 

Harga pangan—tidak termasuk makanan segar—melonjak 8,3%, tertinggi sejak September 2023. Sementara harga jasa meningkat 1,5%, sama seperti bulan sebelumnya.

 

Kenaikan biaya hidup yang signifikan turut menjadi penyebab kekalahan besar Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan koalisinya pada pemilu bulan lalu. Setelah kehilangan mayoritas di kedua kamar parlemen, Ishiba kini menghadapi tekanan untuk mundur dari sejumlah anggota legislatif. Para analis memperkirakan ia dapat berupaya mendapatkan kembali dukungan publik dengan menjanjikan stimulus fiskal tambahan untuk mengurangi beban konsumen.

 

Dalam rapat kebijakan moneter bulan Juli, Dewan BOJ di bawah pimpinan Gubernur Kazuo Ueda telah menaikkan proyeksi inflasi untuk tahun fiskal ini, dengan alasan tekanan kenaikan harga pangan. BOJ diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga pada rapat berikutnya pada 19 September.

 

Namun, pedagang melihat peluang sekitar 51% bahwa BOJ akan menaikkan suku bunga sebelum akhir Oktober, naik dari 42% sebulan lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang pada Kamis mencapai tingkat tertinggi sejak 2008, sebagian besar didorong oleh spekulasi kenaikan suku bunga.

Sumber: bloombergtechnoz.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.