RI Surplus Beras 5 Juta Ton saat Malaysia & Filipina Dilanda Krisis Pangan!

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 24 February 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Indonesia Surplus 5 Juta Ton Beras di Tengah Krisis Pangan di Negara Tetangga

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengonfirmasi bahwa stok beras Indonesia tetap aman, meskipun sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang menghadapi krisis pangan. Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus produksi beras sebesar 5 juta ton hingga April 2025.

 

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia akan mengalami surplus produksi beras hingga 5 juta ton pada Maret-April 2025. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa harga beras di tingkat petani berisiko mengalami penurunan tajam.

 

"Prediksi dari BPS menunjukkan surplus lebih dari 5 juta ton pada Maret-April. Jika dikonversi ke dalam gabah, jumlahnya sekitar 12 juta ton. Justru yang kami khawatirkan adalah jangan sampai harga beras jatuh," ujar Arief dalam unggahan di akun Instagram resmi @badanpangannasional, Minggu (23/2/2025).


 

Cadangan Beras Mencapai 2 Juta Ton, Harga Dipastikan Stabil

Arief mengungkapkan bahwa stok cadangan beras pemerintah saat ini telah mencapai 2 juta ton, yang diharapkan dapat menjaga stabilitas harga beras di pasar.

 

Ia menegaskan bahwa harga beras premium di Pulau Jawa masih berada di angka Rp14.900 per kilogram, sementara beras medium memiliki harga yang bervariasi hingga Rp13.000 per kilogram.

 

"Kita sudah menyiapkan stok sejak akhir tahun lalu, sekitar 1,9 hingga 2 juta ton. Insyaallah, dengan stok ini, kita bisa menjaga stabilitas harga beras," kata Arief.


 

Krisis Pangan di Negara Tetangga, Harga Beras Melonjak Drastis

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa sejumlah negara tetangga tengah mengalami krisis pangan, di antaranya Malaysia, Filipina, dan Jepang.

 

Di Jepang, pemerintah terpaksa melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat kenaikan harga hingga 82%.

 

Di Malaysia, kelangkaan beras lokal telah memicu kepanikan di masyarakat. Pasokan yang semakin menipis menyebabkan lonjakan harga, sementara harga beras impor juga terus meningkat.

 

Sementara itu, Filipina telah menetapkan status darurat ketahanan pangan sejak awal Februari 2025, setelah inflasi harga beras melonjak hingga 24,4%, tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

 

Menteri Andi Amran menegaskan bahwa negara-negara yang bergantung pada impor beras, seperti Filipina dan Malaysia, sangat rentan terhadap gangguan pasokan global.

 

"Krisis ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri agar lebih mandiri," pungkasnya.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: detik.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.