
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Edukasi - Diposting pada 01 August 2025 Waktu baca 5 menit
Memasuki usia 20-an dan 30-an sering kali terasa berlalu dengan sangat cepat karena disibukkan oleh aktivitas seperti belajar, bekerja, bepergian, serta menikmati hiburan. Namun, akan tiba saatnya ketika ketidakpedulian terhadap kondisi keuangan harus diganti dengan perencanaan keuangan untuk masa depan.
Bekerja selama delapan jam atau lebih setiap hari tidak menjamin seseorang akan menjadi kaya lebih cepat. Bahkan, banyak yang belum sempat membentuk kebiasaan keuangan yang sehat. Lalu, saat seseorang telah memasuki usia 30-an atau bahkan 40-an, apakah semuanya sudah terlambat bagi para milenial?
“Jawabannya tentu saja tidak,” ungkap Christine Dang, penasihat keuangan dari Fox & Hare, sebagaimana dikutip oleh Financial Review pada Kamis (31 Juli 2025). Menurutnya, orang-orang pada usia ini justru berada di puncak masa produktif mereka, yang memberi mereka peluang besar untuk mulai menabung dan berinvestasi. Selain itu, mereka biasanya memiliki kematangan emosional yang memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan dengan jelas dan menjalankannya secara konsisten.
“Mereka masih memiliki sekitar 30 tahun lagi untuk menabung dan berinvestasi demi masa depan mereka,” ujar Dang. Berikut ini adalah lima langkah strategis yang bisa diambil oleh mereka yang berada di usia 30-an untuk mulai membangun kekayaan:
Matt Hale, perencana keuangan senior dari Rising Tide, mengatakan bahwa menabung adalah fondasi yang penting. “Langkah awalnya adalah memahami posisi keuangan saat ini. Cara sederhana adalah dengan mencatat seluruh transaksi dari kartu debit dan kredit selama 90 hari terakhir, lalu memasukannya ke ChatGPT agar bisa dikategorikan,” jelasnya.
Salah satu strategi yang disarankan adalah dengan membagi uang ke dalam beberapa "wadah" atau pos anggaran sesuai dengan tujuan, misalnya menabung Rp100 juta untuk deposito dan Rp15 juta untuk liburan. Belanja harian dan tagihan rutin sebaiknya juga memiliki wadah tersendiri. Atur transfer otomatis ke masing-masing pos ini setiap kali menerima gaji. Yang paling penting, sediakan pula satu wadah untuk keperluan "hiburan", agar pengeluaran untuk kesenangan tetap terkendali.
“Kekayaan dibangun melalui kombinasi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang, serta kesadaran akan pengorbanan yang diperlukan untuk mencapainya,” lanjut Hale. Sebelum mengejar target besar seperti rumah atau liburan, sebaiknya mulai dari dana darurat yang lebih realistis.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, memperoleh penghasilan tambahan dari pekerjaan sambilan atau pendapatan pasif menjadi sangat relevan. Tentukan bidang yang diminati, lalu fokus pada peningkatan keterampilan sebelum mencoba peluang kerja tambahan untuk memperbesar pendapatan.
Pengelolaan utang menjadi hal krusial dalam proses membangun kekayaan. Meskipun keinginan untuk membeli rumah atau mobil tinggi, prioritas utama tetap dana darurat, bahkan saat seseorang masih memiliki utang. Idealnya, memiliki dana darurat sekitar Rp100 juta di rekening bank sangat disarankan.
“Kebanyakan ahli keuangan akan menyarankan dana darurat sebesar tiga hingga enam bulan pengeluaran. Namun, jika Anda punya utang konsumtif dalam jumlah besar, hal ini mungkin tidak memungkinkan,” kata Hale. Ia menyarankan untuk melunasi utang berbunga tinggi terlebih dahulu—biasanya kartu kredit—kemudian lanjut ke utang berbunga tinggi berikutnya.
Membeli rumah adalah salah satu target yang memang berkaitan dengan usia. Umumnya, bank memberikan pinjaman hipotek selama 30 tahun, sehingga mereka ingin memastikan nasabah memiliki rencana pelunasan yang masuk akal. “Jika Anda membeli rumah di usia 40, berarti Anda harus siap bekerja hingga usia 70 atau mengandalkan dana pensiun untuk melunasinya. Jadi, semakin cepat dimulai, semakin baik,” kata Hale.
Menurut Dang, bagi mereka yang berusia 30-an dan 40-an, investasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Ini menjadi lebih penting saat suku bunga menurun, karena menyimpan uang di bank bisa kalah dari inflasi.
Salah satu metode investasi yang disarankan Dang adalah melalui reksa dana indeks berbiaya rendah seperti ETF (exchange-traded funds), karena dana ini lebih sulit diambil dibandingkan tabungan biasa, sehingga mengurangi godaan untuk menggunakannya. Fokus utama pada usia ini sebaiknya diarahkan untuk membangun aset di luar dana pensiun, karena aset tersebut bisa digunakan untuk keperluan seperti membeli rumah atau membangun keluarga.
Walaupun dana pensiun tetap penting, menurut Dang, hal ini belum tentu menjadi prioritas bagi mereka yang baru memulai investasi di usia 30-an atau 40-an. Ia menyarankan klien mempertimbangkan dua pendekatan utama: salah satunya adalah menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk portofolio investasi.
Ben Hancock, penasihat senior dari Stonehouse Financial Partners, menambahkan bahwa investasi tersebut bisa mencakup instrumen dengan potensi pertumbuhan seperti saham. “Anda juga bisa mempertimbangkan ETF terdaftar atau unit trust yang tidak terdaftar yang menanamkan dana ke properti,” katanya.
Sumber: bisnis.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.