Heboh! Ajaib Sekuritas Tagih Rp1,8 M dari Transaksi Rp1 Juta, Kok Bisa?

Investasi Digital - Diposting pada 30 June 2025 Waktu baca 5 menit

PT Ajaib Sekuritas Asia mendapat keluhan dari salah satu nasabahnya terkait transaksi saham senilai Rp1,8 miliar yang diklaim terjadi tanpa sepengetahuannya.

Keluhan ini diungkapkan oleh akun @friendshipwithgod dan menjadi viral di media sosial. Investor tersebut mengaku hanya bermaksud membeli saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar sekitar Rp1 juta untuk 9 lot. Namun, transaksi yang terjadi justru mencatat pembelian sebanyak 16.541 lot saham BBTN, dengan nilai mencapai sekitar Rp1,8 miliar.

 

Ajaib Sekuritas merupakan perusahaan perantara perdagangan efek yang berada di bawah naungan PT Ajaib Teknologi Indonesia. Struktur kepemilikan sahamnya terdiri dari PT Harta Karunia Indonesia yang menguasai 98,33% dan Edward Sumarli sebesar 1,67%.

Sejak aplikasi Ajaib diluncurkan pada 2019, PT Ajaib Teknologi Indonesia telah menjadi unicorn fintech termuda di kawasan Asia Tenggara. Pada 2021, perusahaan ini berhasil mengamankan pendanaan Seri A sebesar US$90 juta yang dipimpin oleh Ribbit Capital dan didukung oleh SoftBank Ventures Asia, Y Combinator, Horizons Ventures, ICONIQ Capital, Alpha JWC Ventures, dan Insignia Ventures.

 

Selain itu, nama besar lainnya seperti DST Global juga tercatat sebagai investor dalam pendanaan Seri B pada Oktober 2021, bersama Ribbit Capital dan SoftBank sebagai investor lanjutan.

 

Struktur manajemen Ajaib Sekuritas diisi oleh profesional dari sektor teknologi dan keuangan. Anderson Sumarli menjabat sebagai Komisaris Utama, sementara Juliana menempati posisi Direktur Utama. Adikin Basirun bertindak sebagai Komisaris Independen, dan Ahmad Zaki serta Samuel Geoffrey Wicaksono bergabung sebagai direktur sejak tahun 2024 dan 2025.

 

Ajaib Sekuritas menyediakan layanan jual beli saham dan obligasi secara online, serta berperan sebagai agen penjual reksa dana. Selain itu, mereka juga aktif dalam kegiatan penjaminan emisi efek, sesuai dengan izin operasional yang diperbarui pada akhir tahun 2024.

 

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia, Ajaib Sekuritas mencatat nilai MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) terakhir sebesar Rp304.197.338.864,46. MKBD merupakan indikator kondisi finansial perusahaan sekuritas dalam memenuhi kewajiban terhadap nasabah dan menjaga keberlangsungan operasionalnya.

 

Nasabah Dikenai Tagihan Rp1,8 Miliar

Seorang pengguna media sosial melaporkan adanya kejanggalan dalam transaksi saham melalui aplikasi Ajaib Sekuritas. Ia mengklaim bahwa transaksi saham yang semula ia niatkan hanya sebesar Rp1 juta, tiba-tiba berubah menjadi sekitar Rp1,8 miliar tanpa ia sadari.

 

Dalam unggahan Instagram oleh akun @friendshipwithgod, pengguna bernama Niyo menjelaskan bahwa ia rutin menyisihkan Rp1 juta per minggu untuk membeli saham menggunakan aplikasi Ajaib. Pada kesempatan kali ini, ia memilih saham BBTN sebagai target pembelian.

Niyo menjelaskan bahwa pada Selasa, 24 Juni 2025 pukul 09.54 WIB, ia memasukkan pesanan pembelian sebanyak 9 lot saham BBTN. Saat itu, status transaksi masih “open” karena belum terjual.

 

Setelah menutup aplikasinya dan menjalankan aktivitas lain, ia kembali membuka aplikasi pada pukul 12.37 WIB dan terkejut melihat bahwa transaksi telah “matched” untuk 16.541 lot saham BBTN, setara dengan Rp1,8 miliar.

 

Menanggapi kejadian tersebut, manajemen Ajaib Sekuritas menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi menyeluruh.

“Kami telah memastikan bahwa transaksi tersebut dilakukan langsung oleh pemilik akun melalui perangkat resmi yang telah terdaftar, dan telah melalui proses konfirmasi sesuai standar sistem kami,” kata Abraham Imamat, Manajer Senior Legal Ajaib.

 

Ia juga menegaskan bahwa tidak ditemukan adanya gangguan pada sistem maupun indikasi penyalahgunaan akun. Sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia, Ajaib tidak memiliki otoritas untuk membatalkan atau mengubah transaksi yang telah dilakukan pengguna.

 

“Hasil investigasi telah kami sampaikan secara langsung kepada nasabah melalui komunikasi resmi. Kami menyesalkan terjadinya kesalahpahaman yang tersebar di ruang publik dan tidak sesuai dengan hasil temuan kami,” tutup Abraham.

Sumber: bloombergtechnoz.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.