
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Investasi Digital - Diposting pada 22 April 2025 Waktu baca 5 menit
Perusahaan baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES), secara resmi mengumumkan pengunduran diri dari proyek besar pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai Rp 142 triliun atau setara 8,45 miliar dolar AS. Keputusan ini diumumkan pada Senin, 21 April 2025.
Proyek yang dikenal sebagai Indonesia Grand Package merupakan hasil kesepakatan antara LGES dan pemerintah Indonesia pada akhir 2020. Proyek ini mencakup investasi lintas rantai pasok industri baterai, dari hulu hingga hilir, di tengah ambisi Indonesia menjadi pemain utama di sektor kendaraan listrik global.
"Dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti dinamika pasar dan iklim investasi, kami memutuskan untuk secara resmi mengakhiri keterlibatan kami dalam proyek Grand Package Indonesia," tulis LGES dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh Reuters.
Meski menarik diri dari proyek besar tersebut, LGES menegaskan tetap membuka peluang kolaborasi di sektor lain, khususnya melalui perusahaan patungan HLI Green Power—hasil kerja sama LGES dan Hyundai Motor Group.
HLI Green Power sendiri telah meresmikan pabrik produksi sel baterai pertama di Indonesia pada tahun lalu, dengan kapasitas tahunan mencapai 10 gigawatt jam dan rencana ekspansi di tahap berikutnya.
Menyikapi mundurnya LGES, pemerintah Indonesia menyatakan keyakinannya terhadap masa depan industri baterai nasional. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menegaskan bahwa Indonesia akan terus mencari mitra strategis baru yang siap bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam mengembangkan industri baterai berbasis nikel.
"LG boleh saja mundur, tapi kami tetap percaya bahwa cadangan nikel Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dibanding negara lain," ujar Tri kepada awak media.
Sementara itu, Antam sebagai BUMN yang sebelumnya menjajaki kerja sama penambangan nikel dengan LGES, menyatakan komitmennya untuk tetap memasok bahan baku bagi produksi baterai melalui mitra lain. Adapun Indonesia Battery Corporation (IBC) belum memberikan komentar resmi terkait perkembangan terbaru ini.
Sumber: kompas.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.