2 Saham Prajogo Pangestu Resmi Masuk Indeks MSCI per Agustus 2025! Investor Wajib Tahu

Saham News - Diposting pada 08 August 2025 Waktu baca 5 menit

ILUSTRASI. FILE PHOTO: The MSCI logo is seen in this June 20, 2017 illustration photo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Morgan Stanley Capital International (MSCI) secara resmi mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk edisi Agustus 2025 pada Kamis (7/8/2025) waktu Amerika Serikat.


Perubahan komposisi indeks ini akan berlaku setelah penutupan perdagangan pada 26 Agustus 2025 dan efektif mulai 27 Agustus 2025.

 

Pada proses rebalancing kali ini, setelah beberapa periode sebelumnya MSCI cenderung mengurangi porsi saham Indonesia, kini ada dua saham yang berhasil masuk. Menariknya, salah satunya merupakan saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), yang masuk ke MSCI Global Standard Indexes.
Pencapaian ini menjadi rekor tersendiri bagi saham milik Prajogo Pangestu, karena sebelumnya dua kali gagal dan sekali mengalami pengecualian.

 

Saham kedua yang masuk berasal dari grup Sinarmas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

 

Sebaliknya, satu saham dikeluarkan dari indeks global ini, yaitu PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang kemudian dipindahkan ke MSCI Small Cap Indexes. ADRO bergabung di indeks small cap bersama lima emiten lainnya:

  • PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI)

  • PT MNC Land Tbk (KPIG)

  • PT Petrosea Tbk (PTRO)

  • PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)

  • PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)

Sementara itu, dua saham dikeluarkan dari daftar small cap, yaitu PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

 

Ringkasan Perubahan MSCI Edisi Agustus 2025:

MSCI Global Standard Indexes

  • Tambah: DSSA, CUAN

  • Hapus: ADRO

MSCI Small Cap Indexes

  • Tambah: AADI, ADRO, KPIG, PTRO, RATU, TAPG

  • Hapus: MBMA, PNLF

 

Indeks MSCI menjadi perhatian khusus bagi investor asing untuk menempatkan investasi di berbagai negara, baik negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Menjelang jadwal rebalancing, baik manajer investasi asing maupun investor ritel selalu menantikan pengumuman ini.

 

Indeks seperti MSCI Emerging Markets, MSCI Asia ex-Japan, dan MSCI Indonesia kerap menjadi acuan investor global dalam memutuskan alokasi dana ke pasar negara berkembang.

 

Masuknya sebuah saham ke dalam indeks biasanya menarik arus dana besar dari investor institusi, sementara saham yang dikeluarkan cenderung dilepas, sehingga harganya bisa tertekan.

 

Sering kali, saham yang baru diumumkan masuk ke indeks MSCI mengalami lonjakan harga akibat peningkatan permintaan mendadak. Sebaliknya, saham yang keluar dari indeks kerap jatuh tajam karena aksi jual masif. Fenomena ini dikenal sebagai MSCI effect dan sering dimanfaatkan investor untuk peluang perdagangan jangka pendek.

 

Bukan hanya dana pasif, manajer investasi aktif pun menjadikan MSCI sebagai acuan dalam strategi mereka. Rebalancing ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi kembali alokasi aset, terutama bagi dana kelolaan berkapitalisasi besar.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.