
Crypto News
Bisa Jadi Kejutan! Altcoin Ini Berpotensi Meledak Jika ETF Oktober 2025 Disetujui!
/index.php
Saham News - Diposting pada 18 June 2025 Waktu baca 5 menit
Saham-saham Amerika Serikat (AS) yang diperdagangkan di Wall Street ditutup melemah pada hari Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan data penjualan ritel yang mengecewakan, yang berdampak negatif terhadap sentimen investor.
Menurut laporan Xinhua, Rabu 18 Juni 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun sebesar 299,29 poin atau sekitar 0,70 persen ke level 42.215,8. Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 50,39 poin atau 0,84 persen menjadi 5.982,72. Indeks Nasdaq Composite juga mengalami penurunan sebesar 180,12 poin atau 0,91 persen ke posisi 19.521,09.
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500 mengalami penurunan, dengan sektor kesehatan dan konsumen diskresioner menjadi yang paling terdampak, masing-masing turun sebesar 1,64 persen dan 1,55 persen. Di sisi lain, sektor energi menjadi satu-satunya yang mencatatkan kenaikan, yakni sebesar 1,03 persen.
Semua indeks utama memperpanjang kerugian dan ditutup di zona merah setelah Presiden AS Donald Trump melalui akun media sosialnya menyerukan penyerahan total dari Iran dan mengklaim bahwa AS mengetahui keberadaan pemimpin Iran.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Trump telah menawarkan proposal gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, Trump membantah bahwa keputusannya keluar dari G7 berkaitan dengan tawaran tersebut, dan menyebut alasan di balik keputusannya jauh lebih besar.
Pada hari Senin, pasar sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang hati-hati menyusul laporan bahwa Iran bersedia membuka kembali perundingan mengenai gencatan senjata dan isu program nuklirnya. Akan tetapi, pada hari Selasa, muncul berita baru yang menyebutkan bahwa AS sedang mempertimbangkan kemungkinan serangan militer, yang membuat kekhawatiran akan ketidakstabilan jangka panjang di Timur Tengah semakin besar.
Pasar Diliputi Kekhawatiran Soal Perdagangan
Selain faktor geopolitik, ketidakpastian baru mengenai arah kebijakan perdagangan turut membebani pasar. Menjelang batas waktu penghapusan jeda tarif era Trump, para pejabat AS tengah berupaya keras merampungkan kesepakatan dagang baru dalam rangkaian KTT G7.
Sebuah perjanjian perdagangan telah tercapai pada hari Senin antara Presiden Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Namun, kemajuan dalam negosiasi dengan mitra dagang lainnya masih berjalan lambat.
Tekanan terhadap pasar bertambah setelah laporan penjualan ritel AS menunjukkan penurunan sebesar 0,9 persen pada bulan Mei, lebih buruk dari proyeksi para ekonom. Penurunan ini mengindikasikan bahwa konsumen mungkin telah meningkatkan pengeluaran mereka sebelumnya sebagai antisipasi terhadap kenaikan harga karena tarif, dan kini mulai menahan belanja.
Fokus pasar kini tertuju pada pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dimulai pada Selasa. The Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada hari Rabu, tetapi investor akan mencermati dengan seksama setiap perubahan dalam proyeksi ekonomi dan suku bunga oleh bank sentral tersebut.
Masih terdapat ketidakpastian mengenai apakah para pengambil kebijakan tetap memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2025, terutama di tengah indikasi bahwa inflasi mulai melandai dan permintaan konsumen yang tampak melemah.
Sumber: metrotvnews.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.