Berkah dari AI: Deretan Pekerjaan dengan Sejuta Peluang Dari AI!

Teknologi Terkini - Diposting pada 06 March 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Keberadaan teknologi kecerdasan buatan  (AI) memang membawa perubahan besar pada industri, namun hanya jika bisa diimplementasikan secara maksimal. Jika kita dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin, kita dapat memanfaatkan jutaan peluang AI dan memperoleh nilai ekonomi yang luar biasa. Presiden dan Direktur Microsoft Indonesia Dalma Simorankil mengatakan ada banyak skenario dimana kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk mendukung bisnis.


Ia memberikan beberapa contoh tergantung kebutuhan bisnis  masing-masing sektor. Menurutnya, AI sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk membantu tugas-tugas tertentu. “Di Microsoft, kami menggunakan AI dan AI generatif sebagai co-pilot, yang berarti membantu orang-orang yang berperan sebagai pilot dalam mengambil keputusan dan mengambil tindakan,” kata Dharma dalam acara Tech & Telco Summit pada tahun 2024. 

 

Dia memberikan beberapa contoh sederhana. Pertama, hal ini memungkinkan bisnis untuk melayani pelanggan mereka lebih cepat. Misalnya, jika pelanggan menyampaikan keluhan, asisten virtual  berbasis AI dapat merespons secara instan. 
Contoh lainnya adalah menjadikan arus komunikasi internal perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Misalnya, bisnis dengan ribuan karyawan bisa mendapatkan jawaban dan informasi yang mereka butuhkan dengan segera. 
“AI generatif bisa dilatih untuk menjawab ribuan pertanyaan,” tambahnya. 

 

Dharma mengatakan potensi AI sangat besar dan dapat digunakan di lebih banyak skenario. Itu semua tergantung pada kebutuhan pengguna. Wahyudi Jafar, Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian dan Advokasi Masyarakat (ELSAM),  juga mengatakan bahwa AI dapat mengubah model bisnis dan cara hidup masyarakat.  Kendati demikian, Muhamad Fajrin, Direktur Bisnis Digital Telekom, mengingatkan bahwa penerapan teknologi AI harus mengikuti proses bisnis yang dilakukan perusahaan. Jadi kita tidak perlu berpikir bahwa AI akan meninggalkan kita, tapi kita perlu mengimplementasikannya agar menjadi lebih baik. 

 

“Orang yang bisa menerapkan AI itu bagus, hal ini terjadi di semua bidang bisnis,” jelas Fajulin. Fajulin juga mengatakan telekomunikasi menggunakan AI untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan. Salah satunya adalah chatbot untuk customer service di aplikasi MyTelkomsel.

 

Nilai ekonomi AI menghadirkan peluang yang sangat besar 
Penggunaan teknologi AI di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi digital yang luar biasa. Kontribusi AI terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) global diperkirakan sebesar $3 triliun, atau sekitar Rp47.295 triliun (Rp15.765) pada tahun 2030. 

 

Budi Aryeh Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), menjelaskan sekitar US$1 triliun dari US$3 triliun akan berasal dari negara-negara  Asia Tenggara. Indonesia sendiri diharapkan menyumbang $366 miliar. 
AI yang tertanam dalam teknologi memiliki potensi bisnis yang sangat besar dan merupakan salah satu pendorong utama gangguan terhadap pekerjaan.  Mengutip penelitian dari Laporan Pekerjaan Masa Depan 2023 dari Forum Ekonomi Dunia (WEF), terdapat tiga faktor utama yang akan mempengaruhi perubahan lapangan kerja di masa depan: transisi energi ramah lingkungan, perekonomian, dan pengenalan teknologi. 

 

Bagaimana penerapan AI akan mempengaruhi pekerjaan di masa depan?

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa batasan antara pekerjaan  manusia dan mesin sedang berubah. Data menunjukkan bahwa bahkan pada tahun 2022, mesin masih akan melakukan sekitar 34% tugas  dibandingkan manusia. Dalam lima tahun ke depan, proporsi ini diperkirakan akan meningkat menjadi 43%, dan sisanya masih dilakukan oleh manusia.

Penggunaan mesin yang menyelesaikan tugas lebih cepat  akan terus meningkat. Menurut survei tersebut, bagi sekitar 75% responden, penerapan AI adalah alasan utama untuk mengadopsi teknologi tersebut. 
Dari jumlah tersebut, 50% mengharapkan pertumbuhan lapangan kerja, sementara 25% memperkirakan akan kehilangan pekerjaan. 

 

Hal ini menunjukkan bahwa optimisme industri bahwa AI akan menciptakan lapangan kerja baru  sebenarnya lebih besar daripada potensi hilangnya lapangan kerja. 

 

Karier yang berkaitan dengan AI, keberlanjutan, dan spesialis intelijen bisnis akan menjadi salah satu dari tiga pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat selama lima tahun ke depan. Pekerjaan yang  paling cepat hilang adalah teller bank, pekerja pos, dan kasir. Lihat tabel di bawah untuk informasi lebih lanjut.

Sebagai pengingat, penelitian ini mengumpulkan perspektif dari 803 responden/perusahaan dan mencakup 11,3 juta pekerja di 27 industri  di 45 negara di seluruh dunia. Survei tersebut akan digunakan untuk  lima tahun ke depan (2023-2027). 

 

Secara keseluruhan, AI mengganggu pekerjaan  manual, namun peran kita sebagai sumber daya manusia dalam bersaing dengan perkembangan digital yang semakin besar berarti kita harus mampu memanfaatkan AI dengan lebih baik untuk menciptakan lapangan kerja baru.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

TAG :