
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Crypto News - Diposting pada 21 May 2025 Waktu baca 5 menit
Harga Bitcoin kembali mengalami kenaikan dan hampir menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada awal minggu ini, dengan nilai yang menembus angka US$107.000 untuk pertama kalinya sejak Januari 2025.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada Senin (19/5/2025), harga Bitcoin terus naik dari US$103.200 hingga mencapai puncak harian di US$107.000, hanya kurang dari 3% dari rekor tertingginya di US$109.100 yang dicapai pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Presiden AS Donald Trump.
Saat artikel ini dibuat, Bitcoin mengalami sedikit koreksi ke sekitar US$105.000, dengan kapitalisasi pasar yang berada di angka US$2,08 triliun.
Kenaikan ini didorong oleh kombinasi faktor yang memperkuat sentimen pasar, termasuk masuknya dana besar ke produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot, ketidakpastian terkait inflasi, dan ekspektasi suku bunga yang stabil.
Lonjakan Minat terhadap ETF Bitcoin
Menurut data SoSoValue, selama paruh pertama Mei 2025, sebelas ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat mencatat arus dana bersih masuk lebih dari US$2,64 miliar, dengan puncak arus masuk tercatat pada 2 Mei mencapai hampir US$675 juta. Total aset yang dikelola oleh ETF ini telah melampaui US$122 miliar.
Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran tren investasi dari spekulasi ritel menuju instrumen yang lebih institusional, seperti ETF. Para analis menilai arus dana ini sebagai tanda meningkatnya kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai aset pelindung nilai, terutama di tengah kekhawatiran inflasi yang kembali muncul.
Didukung oleh Penurunan Suku Bunga AS
Kenaikan harga Bitcoin dan pasar kripto secara umum pada awalnya didorong oleh keputusan Federal Reserve AS yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%–4,5% untuk setidaknya satu bulan ke depan. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan pada awal Mei bahwa meskipun inflasi sudah turun secara signifikan, angka tersebut masih di atas target jangka panjang sebesar 2%.
Powell menekankan bahwa mereka akan terus memantau data ekonomi terbaru sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut. Pasar saat ini memperkirakan bahwa suku bunga The Fed akan turun menjadi sekitar 3,6% pada akhir 2025.
Ketidakpastian Ekonomi AS
Di sisi lain, kekhawatiran inflasi di AS kembali meningkat, terutama akibat dampak kebijakan perdagangan baru yang memengaruhi rantai pasokan global. Hal ini berpotensi memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi, khususnya jika tekanan harga terus berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Meski AS dan Tiongkok sempat menyepakati pengurangan tarif sementara selama 90 hari, tarif tinggi masih dikenakan pada sektor-sektor strategis seperti kendaraan listrik, semikonduktor, dan elektronik konsumen. Kondisi ini bisa memicu kenaikan harga barang lebih lanjut di AS.
Misalnya, laporan Wall Street Journal menyoroti bahwa Walmart, sebagai pengecer terbesar di AS, berencana menaikkan harga produknya secara bertahap mulai bulan ini hingga musim panas. Penyebab utama kenaikan harga adalah barang-barang yang terkena tarif impor yang masuk ke rak toko mereka.
Walmart bahkan tidak memberikan proyeksi laba kuartalan karena belum bisa memastikan berapa besar biaya tambahan yang akan mereka tanggung demi mempertahankan daya saing harga. Pernyataan ini makin memperkuat kekhawatiran bahwa tekanan inflasi akibat kebijakan perdagangan dapat menyebabkan perubahan kebijakan moneter dan memicu volatilitas di berbagai kelas aset, termasuk kripto.
Selain faktor-faktor tersebut, sentimen positif juga didorong oleh pengumuman bahwa Coinbase, bursa kripto asal AS, akan dimasukkan ke dalam indeks saham S&P 500 pada 19 Mei mendatang.
Masuknya Coinbase ke dalam S&P 500 dianggap sebagai pencapaian besar bagi industri kripto, karena indeks ini hanya menerima perusahaan yang mencatatkan keuntungan dalam kuartal terakhir dan secara konsisten memperoleh laba dalam empat kuartal terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Coinbase memenuhi standar tinggi dari indeks saham paling bergengsi di dunia.
Sumber: coinvestasi.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.