Kabar Gembira! Pasar Saham Indonesia Siap Menguat Pekan Ini?

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 21 May 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Pasar saham Indonesia memperoleh dorongan positif setelah muncul kemungkinan pelonggaran likuiditas, seiring meredanya ketegangan dalam perang tarif antara Amerika Serikat dan China.
Adrian Joezer, Kepala Riset Ekuitas Mandiri Sekuritas, menyatakan bahwa meredanya konflik tarif antara AS dan China telah meredakan kekhawatiran para investor terhadap potensi pengetatan likuiditas di pasar.

 

“Meredanya perang dagang AS-China serta kemungkinan fase pembagian dividen yang telah dilewati memberi sinyal adanya ruang likuiditas lebih longgar, yang sebelumnya menjadi kekhawatiran utama di pasar saham,” ujar Adrian.

 

Adrian juga menambahkan bahwa saat ini terdapat peluang bagi Bank Indonesia untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih akomodatif, termasuk kemungkinan penurunan suku bunga acuan.

 

“Dari sisi kebijakan moneter, ada ruang yang lebih terbuka untuk pendekatan yang lebih dovish, termasuk kemungkinan pemangkasan suku bunga,” jelasnya.

 

Gabungan antara meredanya ketegangan tarif dan kemungkinan arah kebijakan moneter yang lebih longgar mendorong arus dana asing kembali masuk ke pasar saham domestik. Hal ini tercermin dari mulai masuknya dana asing selama beberapa pekan terakhir.

 

“Selama satu hingga dua minggu terakhir, pasar menunjukkan ketahanan yang cukup baik, tercermin dari arus dana asing yang kembali mengalir ke pasar saham Indonesia,” tambahnya.

 

Di tengah tekanan global, kestabilan nilai tukar rupiah turut membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga pada bulan ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian.

 

Ia menyebutkan bahwa Bank Indonesia sudah memberikan sinyal eksplisit melalui pernyataan bulanan pada April 2025. Saat itu, Gubernur Perry Warjiyo menyampaikan: “Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.”

 

Fakhrul menambahkan, “Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah saat ini sudah stabil dan cenderung menguat, didorong oleh meredanya perang dagang. Di sisi lain, kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi semakin mendesak, terutama di tengah perlambatan ekonomi global.”

 

Selain penurunan suku bunga, menurut Fakhrul, Bank Indonesia juga perlu mengevaluasi penggunaan Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pasca tercapainya stabilitas rupiah.

 

“Pasar berharap kondisi likuiditas di pasar uang akan membaik jika tingkat imbal hasil SRBI diturunkan lebih lanjut dan volume lelang disesuaikan,” jelas Fakhrul.

 

Mengenai intermediasi di pasar keuangan, Fakhrul menilai bahwa pelonggaran kebijakan makroprudensial masih perlu dilanjutkan guna mendukung proyeksi pertumbuhan kredit di tengah pelemahan ekonomi. Ia menambahkan bahwa dengan membaiknya sentimen global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang untuk terus naik pekan ini, dengan pemangkasan suku bunga BI sebagai katalis utama.

 

Sektor perbankan diperkirakan menjadi penopang utama pasar saham karena meningkatnya arus dana asing yang masuk ke Indonesia. Fakhrul memperkirakan IHSG bisa mencapai level 7.300, namun mengingatkan untuk tetap waspada terhadap aksi ambil untung jika konflik dagang kembali memanas.

 

Ia juga menyoroti bahwa faktor ekonomi penting berikutnya yang akan diperhatikan pasar adalah realisasi APBN untuk bulan April dan Mei, karena data ini akan mempengaruhi jumlah penerbitan obligasi negara ke pasar. Menurutnya, gejolak jangka pendek yang besar telah berakhir.

 

“Ke depan, fokus utama adalah pada implementasi belanja pemerintah. Hal ini akan menjadi penentu apakah pada paruh kedua 2025 kita akan melihat pemulihan ekonomi, atau justru tetap berada di fase pertumbuhan rendah,” tutup Fakhrul.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.