
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Crypto News - Diposting pada 08 January 2025 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Bitcoin Terpeleset ke Level US$96.000 di Tengah Tekanan Ekonomi AS ,Hanya sehari setelah mencapai puncak krusial di level US$102.000, harga Bitcoin (BTC) kembali tergelincir hingga menyentuh US$96.000. Aset kripto terbesar di dunia ini menghadapi tekanan dari kondisi makroekonomi Amerika Serikat yang memengaruhi sentimen pasar secara signifikan.
Pada Rabu (8/1/2025) pagi, Bitcoin terjun dari kisaran US$102.000 ke level terendah harian di US$96.100, mencatat penurunan lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir. Hingga berita ini ditulis, Bitcoin mengalami sedikit pemulihan dan mulai stabil di level US$96.710. Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar Bitcoin menyusut dari US$2,01 triliun menjadi US$1,91 triliun.
Penurunan tajam Bitcoin juga berdampak pada aset kripto lainnya. Ether (ETH), kripto terbesar kedua dunia, melemah 8% ke level US$3.367 setelah sebelumnya diperdagangkan di sekitar US$3.700. Sementara itu, XRP (XRP) dan Binance Coin (BNB) juga mencatat penurunan masing-masing sebesar 3% dan 4%.
Tekanan di pasar aset kripto turut dirasakan di sektor derivatif. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa total likuidasi mencapai hampir US$600 juta dalam 24 jam terakhir, dengan kerugian terbesar dialami oleh para trader long yang memprediksi kenaikan harga. Total likuidasi untuk posisi long ini tercatat sebesar US$539,93 juta.
Koreksi tajam di pasar kripto ini dipengaruhi oleh dua laporan ekonomi penting dari Amerika Serikat yang mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Naik
Laporan dari Institute for Supply Management (ISM) mencatat bahwa PMI Desember 2024 naik menjadi 54,1, lebih tinggi dibandingkan 52,1 pada November. Peningkatan ini menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
Laporan JOLTS Ungkap Kenaikan Lowongan Kerja
Survei Lowongan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja AS (JOLTS) untuk November 2024 menunjukkan peningkatan jumlah lowongan kerja di tengah penurunan tingkat perekrutan. Sementara itu, tingkat pengunduran diri pekerja, indikator kepercayaan tenaga kerja, turun menjadi 1,9% dibandingkan 2,1% pada Oktober.
Kedua laporan ini memengaruhi ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Peluang pemangkasan suku bunga sebelum Juni kini berada di bawah 50%, sementara pertemuan bulan ini diperkirakan akan menghasilkan kebijakan suku bunga tetap.
Kondisi makroekonomi juga mencerminkan tekanan di pasar saham. Indeks S&P 500 merosot 1,1%, sementara Nasdaq Composite turun 1,9%, berdasarkan data dari Google Finance. Saham Nvidia bahkan anjlok 6,2%, meski CEO Jensen Huang mengumumkan inisiatif baru dalam bidang kecerdasan buatan (AI) pada ajang CES.
Dengan situasi ini, pelaku pasar kripto diperkirakan akan terus mencermati perkembangan ekonomi global serta arah kebijakan Federal Reserve sebagai faktor utama yang memengaruhi volatilitas aset digital.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: coinvestasi.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.