Pulau Indonesia Ini Dulunya Kaya Berlian, Dikeruk Habis oleh Belanda

Berita Terkini - Diposting pada 13 October 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Pulau Kalimantan kini dikenal sebagai salah satu pusat produksi batu bara terbesar di Indonesia. Namun, siapa sangka, pulau ini dahulu juga terkenal sebagai penghasil berlian. Sayangnya, produksi berlian di Kalimantan terus menurun akibat eksploitasi besar-besaran yang terjadi selama penjajahan Belanda.

 

Salah satu warga Kalimantan menjadi saksi bisu dari sisa-sisa kejayaan pulau tersebut sebagai ladang berlian. Dikutip dari Harian Merdeka edisi 25 Desember 1954, warga tersebut menemukan berlian secara tak sengaja saat sedang berenang di tepi Sungai Barito, Kalimantan Tengah. Yang ditemukan bukan sekadar batu biasa, melainkan berlian dengan nilai mencapai miliaran Rupiah.

 

Menurut laporan Harian Merdeka, setelah dianalisis, berlian tersebut memiliki kemurnian 30 karat dan diperkirakan bernilai sekitar Rp500 ribu. Pada masa itu, jumlah tersebut sangat besar. Dalam catatan Indonesia Raja pada 9 Juni 1954, diketahui bahwa harga 1 gram emas hanya Rp86, sehingga berlian tersebut setara dengan 5,8 kilogram emas atau sekitar Rp6 miliar jika dikonversi ke nilai saat ini.

 

"Hanya dalam sekejap, orang tersebut yang awalnya miskin, berubah menjadi sangat kaya," tulis Harian Merdeka pada 24 Desember 1954.

Fenomena warga mendadak kaya karena penemuan berlian ternyata bukan kasus tunggal. Harian Merdeka juga mencatat banyak kisah serupa, di mana warga menemukan berlian dengan berbagai karat, mulai dari 22 hingga 50 karat, dengan nilai jual hingga Rp850 ribu. Berita-berita semacam ini bahkan memunculkan profesi baru di Kalimantan, yaitu pemburu berlian di sungai-sungai.

 

Penemuan berlian di Kalimantan bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat pulau ini telah lama dikenal sebagai penghasil berlian berkualitas. Penjelajah Portugis, Tome Pires, dalam catatannya berjudul *Suma Oriental*, sudah menyoroti keberadaan berlian di Kalimantan. Menurutnya, banyak kota pelabuhan seperti Banjar di Kalimantan Selatan dan Lawe di Kalimantan Barat, menjadikan berlian sebagai komoditas ekspor utama.

 

Bahkan, berlian dari Kalimantan disebut-sebut sebagai yang terbaik di dunia, tak dapat ditemukan di tempat lain.

Selain Pires, pejabat Inggris Thomas Stamford Raffles juga mencatat hal serupa dalam karyanya *History of Java* (1817). Saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1811-1816), Raffles menyaksikan bagaimana berlian mudah ditemukan di Kalimantan, baik di sungai, kaki bukit, maupun di dataran rendah. Menurutnya, semakin dalam tanah digali, kualitas berlian yang ditemukan juga semakin baik.

 

Eksploitasi berlian di Kalimantan dimulai sejak lama, bahkan pada 1738, Belanda sudah mengekspor berlian senilai US$200 ribu hingga US$300 ribu per tahun. Berlian-berlian ini kemudian dipakai sebagai perhiasan bagi kaum kaya di seluruh dunia.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.