
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 13 May 2025 Waktu baca 5 menit
Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, menyatakan komitmennya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Pernyataan ini disampaikan Xi dalam pidatonya pada Forum China-CELAC (Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia) yang berlangsung di Beijing, Tiongkok, pada hari Selasa, 13 Mei 2025.
"Walaupun Tiongkok secara geografis terletak jauh dari wilayah Amerika Latin dan Karibia, kedua pihak telah menjalin sejarah panjang dalam hubungan persahabatan," kata Xi sebagaimana dikutip dari AFP.
"Melalui solidaritas dan kolaborasi, negara-negara dapat mempertahankan perdamaian dan stabilitas global serta mendorong kemajuan dan kemakmuran dunia," tambahnya.
Dalam forum tersebut, Xi juga mengumumkan bahwa Tiongkok akan menyediakan pinjaman senilai US$ 9,2 miliar (sekitar Rp 152,5 triliun) untuk mendukung pembangunan di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Selain itu, Xi menyuarakan kekhawatiran terhadap praktik “konfrontasi blok” saat berbicara kepada para pemimpin CELAC.
Pernyataan tersebut datang sehari setelah pengumuman bersama antara Tiongkok dan Amerika Serikat terkait kesepakatan untuk menurunkan tarif secara signifikan selama jangka waktu 90 hari. Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyebut perjanjian itu sebagai “pengaturan ulang total”.
Sesuai dengan kesepakatan tersebut, Amerika Serikat akan menurunkan tarif atas produk dari Tiongkok menjadi 30 persen, sementara Tiongkok akan memangkas tarif barang dari AS menjadi 10 persen. Langkah ini menjadi titik penting dalam meredakan perang dagang yang telah berlangsung antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia dan sempat mengguncang pasar global.
“Tidak akan ada pemenang dalam perang tarif maupun perang dagang. Tindakan represif dan dominasi hanya akan menyebabkan keterasingan,” tegas Xi.
Ia menambahkan, “Saat ini dunia tengah mengalami perubahan cepat yang belum pernah terjadi dalam seratus tahun terakhir, di mana berbagai risiko saling terhubung dan bertumpuk satu sama lain.”
Forum tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang tiba di Beijing pada hari Sabtu untuk kunjungan kenegaraan selama lima hari. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga turut hadir. Dalam pernyataannya pekan lalu, Petro menyatakan niatnya untuk menandatangani kesepakatan bergabung dengan Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) milik Beijing selama kunjungannya.
Saat ini, dua pertiga negara di kawasan Amerika Latin telah menjadi bagian dari proyek infrastruktur raksasa BRI yang nilainya mencapai triliunan dolar. Selain itu, Tiongkok juga telah melampaui Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama bagi negara-negara seperti Brasil, Peru, dan Chili, serta beberapa negara lainnya.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.