Efek Tarif Trump: AS Panen Rp282 Triliun Sebulan, Dunia Kaget!

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 05 May 2025 Waktu baca 5 menit

Tarif Presiden Donald Trump mulai memperlihatkan dampak nyata terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) dengan mengantongi penerimaan Rp282,4 triliun. Foto/Dok

Dampak Tarif Trump Terlihat Jelas, Penerimaan Bea Cukai AS Meningkat Tajam

Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump mulai menunjukkan dampaknya secara nyata terhadap perekonomian Amerika Serikat. Pada April lalu, pemerintah AS berhasil mengumpulkan penerimaan bea cukai lebih dari USD17,4 miliar, setara dengan Rp282,4 triliun (menggunakan kurs Rp16.232 per dolar AS), hampir dua kali lipat dari pendapatan bulan sebelumnya yang hanya USD9,6 miliar.

 

Capaian tersebut melonjak dibandingkan dengan masa jabatan pertama Trump. Sejak 1 Januari, total penerimaan bea telah melebihi USD70 miliar, yang langsung masuk ke kas negara. “Miliaran dolar mengalir dari tarif... dan ini baru tahap awal! Kita baru memulai!” ujar Trump dalam pernyataannya di Truth Social pada Jumat.

 

Apa yang dikatakan Trump kemungkinan bukan sekadar retorika. Data dari April mungkin hanya menjadi cerminan awal dari dampak lebih besar yang akan datang. Pasalnya, tarif impor sebesar 10% terhadap hampir seluruh negara mulai diberlakukan sejak 5 April, dan sejumlah tarif tambahan dijanjikan akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

 

Namun, langkah ini juga menimbulkan tantangan. Ada tanda-tanda penurunan volume pengiriman sebagai dampak dari bea masuk. Misalnya, Pelabuhan Los Angeles diperkirakan akan mengalami penurunan volume kargo lebih dari sepertiga mulai minggu depan. Meski demikian, masih ada potensi pendapatan tinggi yang bisa diraih, terutama setelah Trump memberikan kelonggaran kepada beberapa importir besar—termasuk produsen otomotif dan perusahaan teknologi—dengan menangguhkan sanksi selama 90 hari.

 

Selain itu, Trump juga menunda penerapan tarif timbal balik tambahan kepada lebih dari 100 negara hingga musim panas, seiring proses negosiasi yang masih berlangsung. Ia bahkan berencana mengumumkan tarif baru untuk sektor tertentu seperti semikonduktor dan farmasi dalam beberapa minggu atau bulan ke depan.

 

Meski data penerimaan terlihat besar, ada kemungkinan angka tersebut sedikit dibesar-besarkan. Hal ini karena Departemen Keuangan menggabungkan laporan penerimaan bea cukai dan pajak cukai tertentu dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dalam satu kategori. Pajak cukai berbeda dari bea masuk, dan angka yang lebih akurat baru akan terlihat dalam waktu dekat. Namun, pajak yang dikumpulkan DHS secara historis tidak signifikan jumlahnya.

Sumber: sindonews.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.