Sri Mulyani Menyatakan Pertumbuhan Ekonomi 4,94 Persen Lebih Rendah dari Harapan

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 07 November 2023 Waktu baca 5 menit

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen (year on year/yoy) jauh lebih rendah dari ekspektasi pemerintah.

 

Berdasarkan laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2023 tercatat di bawah 5 persen, yakni sebesar 4,94 persen secara tahunan (yoy) dan tumbuh sebesar 1,60 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq). Angka ini menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan kuartal II 2023 yang mencapai 5,17 persen (yoy).

 

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah telah memperkirakan perlambatan ekonomi pada kuartal III 2023, namun data konsumsi yang dirilis oleh BPS ternyata lebih rendah dari harapan pemerintah.

 

"Meskipun tingkat kepercayaan konsumen terlihat tinggi, namun tingkat konsumsinya ternyata tidak sebesar yang kami harapkan. Ini memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk memahami pengaruhnya, seperti dampak psikologis dari El Nino, kenaikan harga beras, dan faktor-faktor lainnya," ungkapnya dalam konferensi pers tentang PDB Kuartal III 2023, pada hari Senin, 6 November.

 

Walau begitu, Menkeu mengakui bahwa beberapa data menunjukkan peningkatan yang positif, khususnya dalam konsumsi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 5,77 persen. Angka ini melampaui ekspektasi pemerintah.

 

"Ini sejalan dengan apa yang telah disebutkan tadi, terutama dalam sektor industri manufaktur dan masuknya aliran modal. Jadi, ini masih merupakan cerita positif dari Indonesia yang akan kami upayakan untuk terus dipertahankan," tambah Sri Mulyani.

 

Selain itu, berdasarkan laporan BPS, perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari penurunan konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi sebesar 3,76 persen pada kuartal III 2023. Hal ini disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial.

 

Ekspor juga mengalami kontraksi, terutama pada ekspor barang non migas seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, mesin peralatan listrik, serta ekspor barang migas seperti gas alam hasil minyak dan minyak mentah.

 

Dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi juga dipengaruhi oleh sektor pertanian yang terkena dampak dari fenomena El Nino, terutama pada tanaman pangan dan perkebunan.

 

Namun, konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB), dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tetap tumbuh positif pada kuartal III 2023.

 

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06 persen, PMTB sebesar 5,77 persen, dan konsumsi LNPRT naik hingga 6,21 persen, yang didorong oleh peningkatan aktivitas pemilu seperti Rakernas, Rakerda, Rapimnas, dan rekonsiliasi nasional, dan ini merupakan kontribusi utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurut pengeluaran.

Sumber: Kumparan.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.