
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 20 May 2025 Waktu baca 5 menit
Pengangguran Sarjana Meningkat, Indonesia Hadapi Tantangan Serius di 2025
Di tahun 2025, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sektor ketenagakerjaan, terutama dengan meningkatnya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya ketimpangan yang semakin mencolok antara kebutuhan industri dan kompetensi lulusan sarjana.
Laporan BPS pada kuartal pertama 2025 mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional berada di angka 6,8%. Dari angka tersebut, lulusan sarjana menyumbang hampir 15% dari total pengangguran, menjadikannya kelompok penyumbang terbesar. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemangku kebijakan dan publik secara umum.
Para pakar ketenagakerjaan menilai, persoalan utama terletak pada ketidaksesuaian kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha. Banyak sarjana yang tidak memiliki keterampilan teknis yang dibutuhkan industri, sehingga sulit terserap dalam pasar kerja. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat, hanya sekitar 40% lulusan perguruan tinggi yang dianggap siap kerja.
Selain itu, perlambatan ekonomi global yang berdampak pada menurunnya investasi di dalam negeri turut memperparah situasi. Bank Indonesia melaporkan bahwa investasi swasta mengalami penurunan sebesar 5% sepanjang 2024, yang berimbas langsung pada terbatasnya penciptaan lapangan kerja baru di sektor formal.
Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) meluncurkan sejumlah program strategis. Salah satu fokus utama adalah pengembangan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing lulusan. Program ini mendapatkan alokasi dana besar dalam APBN 2025.
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong percepatan digitalisasi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang selama ini dikenal sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Lewat pelatihan digital marketing dan dukungan pembiayaan, UMKM diharapkan menjadi kanal produktif bagi sarjana yang belum terserap sektor formal.
Beberapa pemerintah daerah juga mulai menginisiasi program kolaboratif dengan sektor swasta dan akademisi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, menggandeng perusahaan dan universitas untuk menyelenggarakan program magang serta inkubasi startup. Program ini terbukti membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja muda, khususnya di sektor teknologi dan industri kreatif.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.