
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Edukasi - Diposting pada 20 May 2025 Waktu baca 5 menit
Memulai investasi saham sejak usia muda, khususnya sebelum menginjak usia 30 tahun, dinilai sebagai langkah strategis dalam membangun fondasi keuangan jangka panjang. Para pakar keuangan menyatakan bahwa semakin dini seseorang terjun ke dunia investasi, semakin besar potensi imbal hasil yang dapat diperoleh di masa mendatang.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor muda di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, lebih dari 45% dari total investor saham ritel berasal dari kelompok usia di bawah 35 tahun. Fakta ini menunjukkan meningkatnya kesadaran generasi muda akan pentingnya investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
Pakar investasi dari Bareksa menegaskan bahwa waktu merupakan komponen krusial dalam strategi investasi saham. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin besar potensi pertumbuhan dana melalui efek bunga majemuk atau compound interest.
“Investasi sejak usia muda memungkinkan keuntungan terus bertumbuh, tidak hanya dari modal pokok dan setoran rutin, tetapi juga dari hasil investasi sebelumnya yang kembali diinvestasikan,” jelas Bareksa dalam publikasinya.
Dengan memulai investasi sebelum usia 35 tahun, investor memperoleh keunggulan waktu yang substansial dalam mengakumulasi kekayaan.
Sebagai ilustrasi, dua orang investor yang sama-sama berkomitmen menginvestasikan Rp 1 juta per bulan, namun memulai di usia yang berbeda, akan memperoleh hasil yang sangat berbeda pula:
Investor A memulai pada usia 25 tahun dan berinvestasi selama 30 tahun hingga usia 55.
Investor B baru memulai di usia 35 tahun dan berinvestasi selama 20 tahun hingga usia 55.
Dengan asumsi imbal hasil rata-rata 10% per tahun, Investor A akan memiliki nilai investasi yang jauh lebih besar dibanding Investor B, berkat durasi yang lebih panjang dan efek bunga majemuk yang terus bekerja.
Selain waktu, usia muda juga memberikan keleluasaan dalam menghadapi risiko. Menurut laporan Forbes Indonesia, kaum muda umumnya belum memiliki banyak tanggungan keuangan, sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi volatilitas pasar saham.
Namun demikian, edukasi tetap menjadi faktor kunci. OJK mengimbau agar investor pemula memahami pentingnya diversifikasi portofolio, manajemen risiko, serta pemilihan strategi investasi sesuai dengan profil masing-masing.
Investasi saham sebelum usia 35 tahun bukan sekadar menanam uang, melainkan investasi waktu yang memberikan efek pengganda terhadap kekayaan jangka panjang. Dengan pemahaman yang memadai, disiplin dalam menyisihkan dana, serta kemampuan mengelola risiko secara bijak, generasi muda Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kebebasan finansial dan masa depan yang lebih stabil.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.