Konglomerat China Pilih Investasi Properti di Negara Tetangga, Bukan Indonesia!

Investasi Digital - Diposting pada 05 May 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Investor China Mulai Tinggalkan Pasar Properti AS, Beralih ke Australia, Kanada, dan Singapura

Minat para taipan asal Tiongkok terhadap pasar properti di Amerika Serikat semakin menurun. Penurunan ini semakin terasa sejak Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif yang ketat.

 

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), tren pelemahan minat terhadap properti di AS sudah mulai terlihat sejak tahun 2024. Banyak investor kaya asal Tiongkok kini mengalihkan perhatian mereka ke pasar properti negara lain seperti Australia, Kanada, dan Singapura.

 

Apa yang Mendorong Perubahan Arah Investasi?

Laporan dari Juwai IQI mencatat bahwa pada tahun 2024, permintaan dari pembeli asal Tiongkok untuk hunian dengan harga lebih dari USD 5 juta mengalami peningkatan signifikan di Thailand, Australia, dan Kanada. Sebaliknya, minat terhadap properti mewah di AS anjlok lebih dari 50% dibandingkan dengan puncaknya di tahun 2017.

 

CEO dan salah satu pendiri Juwai IQI, Kashif Ansari, menyatakan bahwa ketegangan geopolitik, proteksionisme ekonomi, serta meningkatnya pengawasan pemerintah AS terhadap transaksi properti menjadi penyebab investor China enggan berinvestasi di sana.

 

Australia Jadi Primadona Investor China

Australia kini menjadi pilihan utama para investor asal Tiongkok. Pada kuartal pertama tahun 2025, Dewan Investasi Asing Australia (FIRB) mencatat ada 1.123 transaksi pembelian properti residensial oleh warga negara asing senilai AUD 1,3 miliar. Dari jumlah itu, investor asal Tiongkok menyumbang AUD 400 juta. Daniel Ho dari Juwai IQI menjelaskan bahwa ketidakpastian politik di AS serta perlambatan ekonomi di China menjadi pemicu investor mengalihkan investasinya ke Australia.

 

Singapura dan Kanada Juga Semakin Dilirik

Singapura juga mencatat kenaikan minat dari investor Tiongkok. Dalam tiga bulan pertama tahun 2025, sebanyak 301 unit properti berhasil dibeli oleh pembeli asal Tiongkok, naik sekitar 42% dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Alan Cheong dari Savills Singapura menambahkan bahwa banyak perusahaan asal Tiongkok yang mulai mencari properti industri, yang mendorong meningkatnya minat terhadap rumah pribadi juga.

 

Sementara itu, meskipun Kanada menerapkan larangan pembelian properti oleh asing selama dua tahun, minat investor Tiongkok tetap tinggi. Mereka tetap mencari peluang investasi jangka panjang serta kemungkinan mendapatkan status penduduk tetap melalui jalur imigrasi.

Sumber: merdeka.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.