
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Investasi Digital - Diposting pada 24 April 2025 Waktu baca 5 menit
Konsorsium Korea Selatan Batalkan Investasi Rantai Pasok Baterai EV di Indonesia Senilai Rp 129 Triliun
Jakarta – Konsorsium perusahaan asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG resmi mengumumkan pembatalan proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia pada Jumat (18/4/2025). Proyek strategis bernilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 129 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.841 per dolar AS) tersebut sebelumnya menjadi bagian dari pengembangan industri kendaraan listrik nasional.
Mengutip Yonhap News Agency, konsorsium ini terdiri atas LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan sejumlah entitas lainnya. Seluruh perusahaan telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia serta BUMN dalam mengembangkan rantai pasok baterai dari hulu hingga hilir.
Rencana proyek mencakup seluruh proses, mulai dari pengadaan bahan baku, pembuatan prekursor, material katoda, hingga produksi sel baterai. Indonesia, sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam rantai pasok tersebut karena nikel merupakan bahan utama dalam baterai EV.
Pejabat LG Energy Solution menyatakan keputusan untuk mundur diambil setelah melalui diskusi bersama pemerintah Indonesia. Keputusan ini disebut sebagai respons terhadap perubahan kondisi industri global, khususnya terkait penurunan permintaan EV yang dikenal sebagai "jurang kendaraan listrik".
“Dengan mempertimbangkan situasi pasar dan iklim investasi saat ini, kami memilih untuk menghentikan keterlibatan kami dalam proyek ini,” ujarnya.
Meski begitu, LG menegaskan tetap melanjutkan kegiatan bisnis lainnya di Indonesia, termasuk proyek pabrik baterai hasil joint venture dengan Hyundai Motor Group, yaitu PT HLI Green Power.
Diresmikan Presiden Joko Widodo pada 3 Juli 2024, pabrik HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, merupakan fasilitas sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Nilai investasinya mencapai 3,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 45,88 triliun), dan menjadi bagian dari pengembangan “Indonesia Grand Package”.
Pabrik ini dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama, yang dimulai pada April 2024, menghabiskan dana sebesar 1,1 miliar dolar AS dengan kapasitas produksi 10 GWh. Tahap kedua dimulai pada Januari 2024 dengan nilai investasi 2 miliar dolar AS dan mulai beroperasi pada Maret 2025 dengan kapasitas produksi 20 GWh.
PT HLI Green Power merupakan kerja sama antara Hyundai, LG Energy Solution, dan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU pada 28 Juli 2021 bersama Kementerian Investasi/BKPM.
Sumber: tempo.co
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.