Saham News
IHSG Turun 1,81% Sepekan, Kapitalisasi Pasar Anjlok ke Rp 11.235 T
/index.php/news/detail/investasidigital/rekomendasi-investasi-untuk-gaji-rp-6-juta-cara-cerdas-ala-kaluna
Investasi Digital - Diposting pada 13 October 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Tokoh utama dalam film *Home Sweet Loan*, Kaluna, berhasil mengumpulkan tabungan sebesar Rp 330 juta dalam 7 tahun meskipun hanya memiliki gaji Rp 6 juta per bulan. Ia menabung Rp 4 juta setiap bulannya di rekening bank. Namun, ada cara lain yang lebih efektif untuk meningkatkan nilai uang kamu, detikers! Berikut rekomendasinya.
Perencana Keuangan Andy Nugroho menjelaskan pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan sebelum berinvestasi. "Kebutuhan seperti kos, makan, internet, dan transportasi harus diutamakan, sementara keinginan seperti jalan-jalan bisa ditunda. Jangan sampai terbalik, pastikan kebutuhan terpenuhi dulu baru keinginan," ujar Andy saat dihubungi detikcom, Jumat (11/10/2024).
Menurut Andy, idealnya kita mengalokasikan 10% dari penghasilan untuk investasi. Misalnya, dengan gaji Rp 6 juta, kamu bisa menginvestasikan Rp 600 ribu per bulan.
Andy merekomendasikan empat instrumen investasi yang ideal: reksadana, pasar saham, logam mulia, dan obligasi negara ritel (ORI).
Menurut Andy Nugroho, reksadana merupakan pilihan investasi yang aman dan terjangkau karena bisa dibeli mulai dari Rp 100.000 melalui aplikasi fintech. Sedangkan untuk investasi di pasar saham, ia menyarankan untuk selalu memperhatikan fundamental perusahaan.
Investasi di logam mulia juga dianggap ideal karena konsepnya mirip dengan menabung, namun lebih prospektif dalam jangka panjang. Selain itu, obligasi negara ritel (ORI) menjadi alternatif menarik, dengan minimal investasi mulai dari Rp 1 juta dan memberikan bunga yang lebih tinggi dibandingkan deposito.
"Kalau misalnya kita punya Rp 4 juta per bulan, langsung masukkan ke ORI. Keuntungannya kita bisa dapat bunga yang lebih tinggi dari deposito. Namun, perlu diingat, investasi harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing—baik itu agresif, moderat, atau konservatif. Kita perlu mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum memilih produk investasi yang sesuai dengan profil psikologis kita," tutup Andy.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: detik.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.