Robert Kiyosaki Bocorkan Aset Investasi Potensial yang Akan Meroket, Bukan Bitcoin!

Investasi Digital - Diposting pada 20 January 2025 Waktu baca 5 menit

Robert Kiyosaki, author of 'Rich Dad, Poor Dad'/Reproduction

DIGIVESTASI - Dalam situasi ketidakpastian pasar keuangan, banyak investor yang mencari panduan, ide, dan rekomendasi dari analis, peneliti, hingga investor sukses lainnya.

 

Salah satu investor yang sering mencuri perhatian adalah Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad. Kiyosaki dikenal sebagai pengkritik keras mata uang fiat, yang menurutnya merupakan ‘uang palsu.’

 

Pendekatan Investasi Kiyosaki: Emas, Perak, Kripto, dan Properti

Sebagai pengajar keuangan, Kiyosaki terkenal sebagai pendukung utama logam mulia, terutama emas dan perak, yang ia anggap lebih aman sebagai tempat penyimpanan nilai dibandingkan dengan mata uang fiat. Selain itu, Kiyosaki juga menginvestasikan dananya di cryptocurrency dan real estat, yang ia sebut sebagai jalur utama untuk meraih kekayaan.

 

Namun, meski sering dikenal karena popularitasnya, Kiyosaki juga sering menjadi subjek kontroversi. Ia dikenal sebagai seorang peramal yang kerap memprediksi keruntuhan pasar, meskipun akurasinya sering dipertanyakan. Selain itu, gaya investasi Kiyosaki yang melibatkan utang besar dan kebangkrutan perusahaan yang pernah dia jalankan juga menuai kritik.

 

Meski demikian, meskipun pandangannya sering provokatif, hasilnya seringkali mendukung klaimnya. Pada 2024, portofolio investasi Kiyosaki mencatatkan return sebesar 76,03%, jauh melampaui indeks S&P 500 yang hanya tercatatkan naik 27,35% pada periode yang sama.

 

Kiyosaki Anjurkan Membeli Perak Sekarang: Proyeksi Kenaikan Harga Perak

Pada 17 Januari 2025, Kiyosaki kembali mengungkapkan pendapatnya mengenai perak. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, ia menyebutkan bahwa harga perak akan segera meroket, dengan mencatatkan faktor utama seperti pasokan rendah dan permintaan tinggi yang diprediksi akan mendorong harga perak naik.

 

Berdasarkan data dari The Silver Institute, pasokan perak pada 2024 mengalami penurunan sebesar 1%, sementara permintaan meningkat 2%. Meskipun perubahan ini tampak kecil, Kiyosaki menekankan bahwa ketidakseimbangan 3% antara pasokan dan permintaan memiliki dampak besar di pasar perak, yang seringkali beroperasi dengan margin sempit.

 

Pergerakan Harga Perak: Potensi dan Permintaan Industri

Harga perak sempat mencapai titik tertinggi pada 28 Oktober 2024, sebelum akhirnya mengalami penurunan. Pada 22 Oktober 2024, ETF iShares Silver Trust (NYSE: SLV) tercatat mencapai harga tertinggi sebesar US$31,4. Namun, pada 17 Januari 2025, harga SLV turun menjadi US$28,04, mencatatkan penurunan sebesar 10,7%.

 

Meskipun demikian, harga perak tercatat mengalami kenaikan hampir 35% sepanjang tahun lalu, bahkan melampaui kenaikan harga emas.

Hal ini semakin menarik perhatian para investor, baik yang melihatnya sebagai aset spekulatif maupun mereka yang tertarik dengan permintaan industri yang semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang yang fokus pada elektronik dan energi terbarukan.

 

Selain itu, permintaan untuk perak di sektor militer juga terus meningkat, menambah daya tarik logam mulia ini.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: kontan.co.id

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.