
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Saham News - Diposting pada 16 June 2025 Waktu baca 5 menit
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami tekanan sepanjang pekan ini akibat dua faktor eksternal, yaitu meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, serta ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya.
Imam Gunadi, Analis Ekuitas dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menjelaskan bahwa pelaku pasar akan memusatkan perhatian pada dua peristiwa utama dalam sepekan ke depan. Yang pertama adalah agenda Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar The Fed pada tanggal 17–18 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, besar kemungkinan The Fed akan tetap mempertahankan Federal Funds Rate (FFR) pada level yang sama.
Kedua adalah peningkatan konflik militer antara Israel dan Iran. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang berskala besar akan pecah di kawasan Timur Tengah. Imam menambahkan bahwa negara-negara seperti Lebanon (melalui kelompok Hezbollah), Suriah, dan Yaman (melalui kelompok Houthi) berpotensi terlibat lebih jauh jika konflik semakin memanas, apalagi bila ada campur tangan negara-negara besar dengan kekuatan militer signifikan seperti Amerika Serikat.
“Maka dari itu, pada pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak melemah dengan level support di 6.994 dan resistance di 7.239,” ujarnya dalam laporan riset pada Senin (16 Juni 2025).
Untuk menghadapi situasi pasar yang dipengaruhi oleh eskalasi konflik Israel-Iran, Indo Premier Sekuritas menyarankan beberapa saham di sektor energi dan pertambangan logam mulia. Tiga saham yang direkomendasikan kepada investor untuk dicermati adalah PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Elnusa Tbk. (ELSA), dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam.
Berikut adalah Rekomendasi Saham dari Indo Premier Sekuritas untuk Pekan Ini:
Beli MEDC (Entry di 1.400, Target di 1.500, Stop Loss di bawah 1.360). Konflik antara Israel dan Iran telah memicu kenaikan harga minyak global karena adanya kekhawatiran terhadap gangguan distribusi melalui Selat Hormuz, jalur ekspor minyak utama dunia. Sekitar 20% dari pasokan minyak global melewati jalur ini setiap hari. Negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan UEA sangat bergantung pada selat ini untuk mengekspor minyak ke pasar di Asia, Eropa, dan Amerika. Sebagai catatan, pada tahun 2019 dan 2020 ketika ketegangan antara Iran dan Amerika meningkat, harga minyak sempat melonjak lebih dari 10% dalam waktu singkat karena ancaman Iran menutup Selat Hormuz.
Beli saat Breakout ELSA (Entry di 520, Target di 545, Stop Loss di bawah 505). Seperti MEDC, saham ELSA juga terdampak oleh konflik terbaru. Kenaikan harga minyak global sebagai imbas dari kekhawatiran terganggunya jalur distribusi energi di Selat Hormuz membuat saham ini potensial untuk diperhatikan. Jalur tersebut dilalui oleh 20% pasokan minyak dunia dan sangat vital bagi negara-negara penghasil minyak.
Beli saat Breakout ANTM (Entry di 3.350, Target di 3.600, Stop Loss di bawah 3.240). Ketegangan antara Israel dan Iran telah mendorong investor global mengalihkan dana ke aset safe haven. Menurut proyeksi Goldman Sachs, harga emas bisa mencapai US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025. Sementara itu, Bank of America (BofA) memprediksi harga emas akan naik ke level US$4.000 per troy ounce dalam 12 bulan ke depan, dengan konflik Timur Tengah sebagai faktor pendorong utama.
Sumber: bisnis.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.