Saham Big Bank Banyak Dijual Asing, Cuan atau Ancaman? Ini Rekomendasinya!

Saham News - Diposting pada 16 March 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Saham Bank Pelat Merah Masih Jadi Incaran Jual Asing

Saham bank BUMN masih menjadi pilihan utama investor asing untuk dijual.

Sepanjang pekan ini, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling banyak dilepas, dengan total jual bersih Rp 756,38 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di posisi kedua, mencatatkan jual bersih Rp 663,8 miliar. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berada di urutan ketiga, dengan nilai jual bersih sebesar Rp 383,54 miliar.

 

Tak hanya itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), satu-satunya bank syariah milik negara, juga mengalami tekanan jual asing dengan total jual bersih Rp 80,91 miliar dalam sepekan.

 

Investor Asing Terus Melepas Saham Bank BUMN Sepanjang Tahun

Aksi jual bersih terhadap saham perbankan telah berlangsung sepanjang setahun terakhir. BBRI menjadi bank yang paling banyak dijual investor asing, dengan total net sell mencapai Rp 42,14 triliun selama satu tahun. Diikuti oleh BMRI dengan jual bersih Rp 8,55 triliun, dan BBNI dengan net sell sebesar Rp 2,43 triliun.

 

Menurut Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Jeffrosenberg Chenlim, dalam risetnya pada 10 Maret 2025, arus keluar dana asing yang cukup besar dipicu oleh ketidakpastian makroekonomi dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang memicu kekhawatiran investor asing.

 

"Selain itu, diperkirakan pertumbuhan laba sebagian besar bank akan melambat," ujarnya.

Data menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan di Januari 2025 juga melambat. Jika pada 2024 kredit tumbuh 11,8%, maka pada Januari 2025 hanya meningkat 10,3% secara tahunan.

 

Jeffrosenberg memprediksi likuiditas yang masih ketat akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan pinjaman hingga kuartal I 2025. Namun, penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 bps menjadi 5,75% sejak 2024 diharapkan dapat membantu memperlancar likuiditas secara bertahap.

 

Kinerja Bank Beragam, BRIS Jadi Pilihan Utama

Kinerja bank dalam cakupan Maybank Sekuritas menunjukkan hasil yang beragam. BBNI dan BRIS mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang lebih baik dibandingkan bank lainnya.

  • BBNI membukukan laba bersih Rp 1,63 triliun pada Januari 2025, naik 16,9% secara bulanan dan 9,8% secara tahunan.
  • BRIS mengalami kenaikan laba bersih 14,8% secara tahunan, meskipun menurun 26,8% secara bulanan, dengan total laba mencapai Rp 1,63 triliun.
  • BMRI mencatatkan pertumbuhan laba yang lebih moderat, naik 4,5% secara tahunan dan 1,1% secara bulanan, menjadi Rp 4 triliun.
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan kenaikan laba 5,8% secara tahunan menjadi Rp 4,73 triliun, dengan peningkatan 11,6% secara bulanan.
  • Sementara itu, BBRI dan BNGA mencatatkan penurunan laba akibat kenaikan biaya provisi yang lebih tinggi.

 

Jeffrosenberg lebih memilih bank dengan biaya pendanaan lebih rendah dan sumber pertumbuhan yang kuat, dengan BRIS sebagai pilihan utama. Ia menilai faktor-faktor ini lebih menguntungkan dalam kondisi pasar yang masih penuh tantangan.

 

Ia merekomendasikan beli saham BRIS dengan target harga Rp 3.600 per saham. Meski demikian, ia tetap memiliki pandangan positif terhadap saham perbankan Indonesia dan menyarankan beli untuk saham-saham bank besar lainnya, seperti:

  • BBRI: Rp 5.400
  • BMRI: Rp 6.825
  • BBNI: Rp 6.100
  • BBCA: Rp 11.675
  • BNGA: Rp 2.400

Sumber: kontan.co.id

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.