Bisnis | Ekonomi
Sejarah Louis Vuitton: Perjalanan dari Koper Kecil ke Brand Fashion Ikonik Dunia
Saham News - Diposting pada 03 July 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Zein Mahmud, mengomentari penurunan signifikan pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Ia mencatat bahwa jumlah investor yang ingin menjual saham GOTO semakin banyak, sementara volume transaksi menurun. Hasan menyatakan bahwa jika tren ini berlanjut, ada kemungkinan saham GOTO masuk ke papan pemantauan khusus atau full call auction (FCA).
"Jika tren ini terus berlanjut, ada kemungkinan saham 'kebanggaan banyak orang' ini akan dikerangkeng BEI ke penjara Papan Pemantauan Khusus (PPK)," kata Hasan pada Rabu (3/7/2024).
Hasan juga menyoroti beberapa pemegang saham terkenal GOTO, termasuk grup konglomerat Taobao China Holding milik Alibaba dan SVF GT Subco milik Softbank, serta Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Dari dalam negeri, pemegang saham mencakup Indonesia Investment Authority (INA), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM). Hasan menyebut mereka mungkin tergabung dalam kategori pemegang saham Masyarakat Non Warkat.
Selain itu, Hasan menyorot beberapa individu terkenal di jajaran pengurus GOTO, seperti Agus Martowardojo dan John A. Prasetio sebagai komisaris, serta Patrick Sugito Walujo sebagai direktur utama, yang ia sebut sebagai "visioner bisnis cemerlang."
"Apakah ini pertaruhan reputasi?" tanya Hasan.
"Sebagai investor, pertanyaan paling relevan adalah: 'Apakah GOTO akan mampu bertahan atau hilang dari peredaran?' Jawabannya sederhana: hanya perusahaan yang mampu menghasilkan laba dari operasi yang wajar yang bisa bertahan," jelas Hasan.
Menurutnya, secara fundamental, GOTO saat ini lebih kuat, karena segmen e-commerce yang sebelumnya merugi kini telah berubah menjadi penyumbang laba bersih. Namun, segmen Service on Demand (SOD) menghadapi persaingan yang tidak seketat e-commerce dan masih memiliki peluang ekspansi yang luas.
"GOTO tidak memiliki dukungan pendanaan sehebat Grab yang didukung oleh Sea Group, dan nilai kapitalisasi pasarnya jauh di bawah Grab yang tercatat di NASDAQ. Namun, saya tidak melihat alasan mengapa GOTO tidak mampu bersaing di pasar domestiknya. Indonesia adalah lahan yang sangat menarik untuk bisnis SOD di ASEAN," lanjut Hasan.
Hasan juga menilai penurunan harga saham GOTO lebih disebabkan oleh faktor teknis, seperti penjualan besar-besaran saham oleh Taobao dan GT Subco, serta beberapa founder Tokopedia yang menjual kepemilikan mereka. Tanpa kehadiran pembeli besar, butuh waktu lama untuk mencapai keseimbangan permintaan dan penawaran.
Sebagai langkah strategis, Hasan menyatakan akan membeli 100 lot saham GOTO setiap minggu jika harganya masih di kisaran Rp50 atau lebih rendah. Ia menyebut ini sebagai aksi menabung saham.
"Uji akurasi prediksi hingga akhir 2024. Keuntungan? Itu urusan kesekian," tandas Hasan.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Dec 2024
Visitor Today
Online Visitor Today
Total Visitor