
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 08 August 2025 Waktu baca 5 menit
Kasus penipuan digital berupa spam dan scam di Indonesia kini berada pada level yang mengkhawatirkan. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan bahwa kerugian finansial akibat kejahatan siber telah mencapai angka yang sangat besar.
Menurut Nezar, kerugian tersebut tercatat selama periode November 2024 hingga Januari 2025, dengan mayoritas penipuan berasal dari pesan instan atau SMS. Sebanyak 64% spam dilaporkan terjadi melalui layanan seluler.
“Dalam waktu yang sangat singkat, sekitar tiga bulan saja, kerugian finansial akibat kejahatan siber mencapai hampir setengah triliun rupiah, atau tepatnya Rp 476 miliar,” kata Nezar saat memberikan sambutan pada acara AI untuk Kita Semua di kantor Indosat, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Di waktu yang sama, Nezar mengungkapkan fakta lain yang mengejutkan: pemerintah telah menerima 1,2 juta laporan penipuan digital hingga saat ini.
“Data ini bukan sekadar angka statistik; ini adalah peringatan keras bahwa kita perlu bertindak cepat dan bersama-sama,” tegasnya.
Untuk menanggulangi maraknya penipuan digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan pihak industri, termasuk Indosat Ooredoo Hutchison, agar masyarakat lebih terlindungi dari spam dan scam yang semakin merajalela di era digital.
“Pemerintah berkomitmen penuh menciptakan ruang digital yang aman, bersih, dan terpercaya bagi seluruh masyarakat. Komdigi terus berdialog, memantau, bekerja sama dengan berbagai pihak, serta mendorong regulasi kuat untuk memperluas edukasi publik dan memperkuat perlindungan, terutama di kalangan masyarakat yang melek literasi digital, sehingga mampu mencegah atau terhindar dari kejahatan siber,” tambah Nezar.
Pada kesempatan tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan fitur anti-spam dan anti-scam canggih berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk melindungi pengguna dari ancaman penipuan digital yang terus meningkat.
Menurut laporan Asia Scam Report 2024 yang diterbitkan oleh Global Anti-Scam Alliance (GASA), sebanyak 65% warga Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggu, mulai dari pesan teks phishing, tawaran kerja palsu, hingga skema investasi ilegal. Kondisi inilah yang mendorong Indosat menciptakan solusi teknologi untuk melindungi pelanggannya.
“Indosat percaya bahwa perlindungan digital adalah hak dasar setiap warga Indonesia,” ujar President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, dalam acara yang sama.
Fitur anti-spam dan anti-scam ini dikembangkan melalui kolaborasi dengan Tanla sebagai mitra teknologi AI, serta didukung oleh Mastercard, GSMA, dan GASA. Semua pihak tersebut memiliki tujuan yang sama: memberantas masalah spam dan scam di Indonesia.
Sumber: detik.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.