
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 17 November 2023 Waktu baca 5 menit
Bank Sentral Singapura (Otoritas Moneter Singapura/MAS) berencana untuk melakukan uji coba penerbitan dan penggunaan mata uang digital bank sentral grosir pada tahun 2024.
“Kami akan melangkah lebih maju dalam eksperimen kami tahun depan,” kata Direktur Pelaksana MAS Ravi Menon seperti dilansir oleh CNBC pada Jumat (17/11/2023).
“Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa MAS akan melakukan uji coba penerbitan langsung Central Bank Digital Currency (CBDC) grosir untuk mendukung pembayaran antar bank komersial secara instan di sini,” tambahnya.
CBDC grosir adalah mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral dan digunakan eksklusif oleh bank sentral, bank komersial, atau lembaga keuangan lainnya untuk menyelesaikan transaksi antar bank dengan nilai besar. Ini berbeda dengan CBDC ritel yang melayani individu dan bisnis atau memfasilitasi transaksi sehari-hari.
Ravi menjelaskan bahwa sejak tahun 2016, MAS telah melakukan banyak eksperimen dengan bank sentral dan industri keuangan lainnya untuk mengeksplorasi penggunaan CBDC grosir pada buku besar. Salah satu proyek percobaan tersebut adalah Proyek Ubin yang dimulai pada tahun 2016 untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi blockchain dan buku besar digital untuk kliring, penyelesaian pembayaran, dan sekuritas.
Proyek Ubin selesai pada tahun 2021 setelah lima tahap eksperimen, melibatkan mitra seperti bank terbesar di Singapura, DBS, dan dana kekayaan negara Temasek. MAS mengumumkan Ubin+ pada November tahun lalu untuk meningkatkan konektivitas lintas batas dengan CBDC grosir melalui kerja sama dengan mitra internasional.
Selama uji coba ini, bank sentral Singapura akan bermitra dengan bank lokal untuk menguji penggunaan CBDC grosir dalam memfasilitasi pembayaran domestik. Bank akan menerbitkan liabilitas bank yang diberi token dalam bentuk klaim di neraca.
Pelanggan ritel kemudian dapat menggunakan liabilitas bank yang diberi token dalam transaksi dengan pedagang, yang kemudian akan mengkreditkan liabilitas bank tersebut ke bank masing-masing. Tokenisasi merujuk pada proses penerbitan bentuk digital suatu aset pada blockchain.
CBDC akan secara otomatis ditransfer ke pedagang sebagai bentuk pembayaran selama transaksi. “Jadi, pembukaan dan penyelesaian terjadi dalam satu langkah pada infrastruktur yang sama, berbeda dengan sistem saat ini yang pembukaan dan penyelesaiannya dilakukan pada sistem yang berbeda dan penyelesaiannya terjadi secara lag,” terangnya.
Dilansir dari laman Kementerian Keuangan RI, Central Bank Digital Currency (CBDC) adalah uang digital yang diterbitkan dan peredarannya dikontrol oleh bank sentral, dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah untuk menggantikan uang kartal.
CBDC akan bertindak sebagai representasi digital dari mata uang suatu negara. CBDC sudah memenuhi 3 fungsi dasar uang, yaitu sebagai alat penyimpan nilai (store of value), alat pertukaran atau pembayaran (medium of exchange), dan alat pengukur nilai barang dan jasa (unit of account).
Sumber: Kompas.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.