Emisi Karbon Google & Meta Melejit 150% karena AI: Ancaman Baru untuk Lingkungan?

Teknologi Terkini - Diposting pada 09 June 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Emisi karbon tidak langsung dari empat perusahaan teknologi terbesar di dunia mengalami lonjakan rata-rata sebesar 150% selama periode 2020 hingga 2023, terutama akibat meningkatnya aktivitas pusat data yang mendukung pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan (AI), demikian menurut laporan terbaru dari lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Persatuan Telekomunikasi Internasional (International Telecommunication Union/ITU) melaporkan bahwa pemanfaatan AI oleh perusahaan teknologi besar seperti Amazon, Microsoft, Alphabet, dan Meta telah mendorong lonjakan emisi karbon tidak langsung karena konsumsi energi pusat data yang sangat tinggi. Emisi karbon tidak langsung ini mencakup gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan listrik, uap, sistem pemanas, dan pendingin oleh perusahaan.

 

Amazon mencatat peningkatan emisi paling signifikan selama periode tersebut, yakni melonjak 182% pada tahun 2023 dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Microsoft menyusul dengan kenaikan sebesar 155%, kemudian Meta sebesar 145%, dan Alphabet mengalami peningkatan sebesar 138%. Laporan ITU ini memantau jejak emisi gas rumah kaca dari 200 perusahaan teknologi utama antara tahun 2020 dan 2023.

 

Merespons temuan ini, Meta — yang mengelola platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp — meminta Reuters untuk merujuk ke laporan keberlanjutan mereka. Manajemen Meta menegaskan bahwa mereka sedang berusaha mengurangi emisi karbon, serta penggunaan energi dan air di pusat data mereka.

 

Amazon, di sisi lain, menyatakan komitmennya terhadap praktik yang lebih ramah lingkungan melalui investasi dalam proyek bebas karbon, termasuk energi terbarukan dan nuklir. Microsoft, yang juga merujuk pada laporan keberlanjutannya, mengklaim bahwa mereka telah menggandakan efisiensi konsumsi energinya dalam setahun terakhir. Perusahaan tersebut kini tengah melakukan transisi menuju sistem pendingin berbasis cair pada level chip, untuk menggantikan sistem pendingin konvensional, dalam upaya mengurangi konsumsi energi pusat data.

 

Sementara itu, perusahaan lainnya belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media. Seiring dengan meningkatnya investasi dalam teknologi kecerdasan buatan, laporan ITU memproyeksikan bahwa sistem AI dengan tingkat emisi tertinggi berpotensi menghasilkan hingga 102,6 juta ton CO2 per tahun. Permintaan energi untuk pusat data yang digunakan dalam pengembangan AI juga dapat memberikan tekanan tambahan pada infrastruktur energi yang sudah ada.

 

“Pertumbuhan pesat teknologi AI sedang mendorong lonjakan signifikan dalam permintaan listrik global, dengan konsumsi energi oleh pusat data meningkat empat kali lebih cepat dibandingkan peningkatan konsumsi listrik secara keseluruhan,” tulis laporan tersebut. Laporan itu juga menyebutkan bahwa meskipun semakin banyak perusahaan digital yang menetapkan target pengurangan emisi, komitmen tersebut belum sepenuhnya terealisasi dalam bentuk penurunan emisi yang nyata.

Sumber: bisnis.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.