
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 30 October 2023 Waktu baca 5 menit
Google dan perusahaan teknologi besar lainnya sedang mempertimbangkan penggantian password dengan passkey atau kunci sandi sebagai solusi untuk mengurangi risiko peretasan. Keputusan ini muncul sebagai tanggapan terhadap kerentanannya password yang telah merugikan baik konsumen maupun bisnis dalam skala besar.
Selama ini, serangan siber sering kali ditargetkan pada peretasan kata sandi email atau akun bank. Banyak pengguna cenderung menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa akun, memudahkan peretas untuk mengakses data kata sandi jutaan pengguna.
Penelitian yang dilakukan oleh Cybersecurity Ventures mengindikasikan bahwa kerugian akibat kejahatan siber secara global akan mencapai US$8 triliun pada tahun 2023, dan diperkirakan akan meningkat hingga US$10,5 triliun pada tahun 2025.
Manajer Komunikasi Keamanan Google, Kimberly Samra, menyatakan bahwa passkey akan secara perlahan menggantikan penggunaan password, dan Google sangat antusias dengan peralihan ini. Menurutnya, passkey merupakan alternatif yang lebih aman dan user-friendly dibandingkan password tradisional.
Passkey adalah mekanisme baru yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke aplikasi dan situs web tanpa harus memasukkan password. Sebaliknya, pengguna dapat masuk dengan cara yang mirip dengan membuka kunci perangkat menggunakan sidik jari atau pengenalan wajah, tanpa perlu PIN atau kata sandi.
Keunggulan passkey atau kunci sandi adalah ketahanan yang kuat terhadap serangan siber karena tidak mengungkapkan data sidik jari atau wajah pengguna. Kimberly Samra juga menekankan bahwa passkey lebih aman dibandingkan dengan autentikasi dua langkah, yang sebelumnya telah terbukti rentan terhadap serangan siber.
Google telah membuat passkey sebagai metode masuk default untuk akun pribadi, dan perubahan serupa telah diikuti oleh Microsoft, Apple, serta Amazon, yang juga telah meluncurkan kunci sandi untuk situs web dan aplikasi seluler mereka.
Namun, Google juga menegaskan bahwa password tradisional tidak akan segera hilang, karena masih banyak orang yang mengandalkan penggunaannya.
Sumber: bisnis.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.