Situs Kemenhan Dibobol Oleh Peretas, Diduga Mencuri Data 1,64 TB

Teknologi Terkini - Diposting pada 04 November 2023 Waktu baca 5 menit

Pada Kamis (2/11/2023), situs Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) menjadi korban peretasan yang diduga mengakibatkan pencurian data sebesar 1,64 Terabyte (TB). Informasi ini disampaikan oleh Pratama Dahlian Persadha, seorang ahli keamanan siber yang menganalisis dampak peretasan terhadap situs Kemenhan. Menurut Pratama, pelaku peretasan yang menggunakan akun anonim "Two2" mengakui berhasil memperoleh akses ke dasbor situs Kemenhan.

 

Menurut Pratama, pelaku peretasan tersebut kemudian menjual hasil peretasannya di situs BreachForums yang biasanya digunakan untuk bertransaksi hasil peretasan. "Akun anonim 'Two2' ini membagikan beberapa tangkapan layar dari dasbor situs kemhan.go.id, salah satunya menunjukkan bahwa situs Kemenhan telah menggunakan penyimpanan sebesar 1,64 TB dari total 2 TB penyimpanan yang tersedia," kata Pratama dalam pernyataan pers yang dikutip pada Jumat (3/11/2023). Menurut Pratama, tindakan peretasan kali ini memiliki perbedaan signifikan. Biasanya, pelaku peretasan akan menjual data yang telah berhasil mereka curi dan retas. Namun, Pratama, yang juga menjabat sebagai Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, menjelaskan bahwa peretas dengan nama "Two2" justru menjual akses ke dasbor situs kemhan.go.id.

 

Sebelumnya, Kemenhan RI telah mengonfirmasi adanya peretasan terhadap situs mereka, namun mereka menyatakan bahwa data sensitif mereka tetap aman. Brigjen Edwin Adrian Sumantha, Kepala Biro Humas Kemenhan, menjelaskan bahwa data yang telah diretas termasuk data seperti pendaftaran komponen cadangan (komcad) dan siaran pers atau PPID. Edwin menekankan bahwa dokumen atau data sensitif tidak disimpan di situs kemhan.go.id. Sebagai tindakan pencegahan, Kemenhan memutuskan untuk menonaktifkan sementara situs mereka.

 

Untuk mengatasi insiden peretasan ini, Kemenhan telah menurunkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk menyelidiki peretasan ini dengan melakukan penilaian terhadap jaringan data dan internet di lingkungan Kemenhan.

Sumber: kompas.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

TAG :