Crypto News
Coinbase Lampaui Ekspektasi Wall Street 45% di Q3 - Pendapatan Capai US$ 1,86 Miliar, Sinyal Bullish untuk Pasar Kripto!
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 22 June 2025 Waktu baca 5 menit
 
                        Tokopedia dan TikTok E-commerce akhirnya memberikan penjelasan mengenai peluncuran layanan seller center baru yang memunculkan keluhan dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Platform seller center ini merupakan bagian dari proses integrasi antara Tokopedia dengan TikTok Shop.
Aditia Grasio Nelwan, selaku Head of Communication Tokopedia dan TikTok E-commerce, menjelaskan bahwa seller center yang baru dirancang untuk memudahkan para pelaku usaha dalam mengatur, memantau, dan mengelola toko online serta produk yang dijual baik di Tokopedia maupun di TikTok Shop.
Menurut Aditia, seller center yang baru ini membuat para pelaku usaha tidak lagi perlu memantau penjualan dari dua platform terpisah. Kini, mereka cukup menggunakan satu platform terpadu, yaitu seller center TikTok Shop.
"Misalnya saya punya satu toko yang menjual batik di Tokopedia dan TikTok Shop. Dahulu, saya harus membuka dua seller center untuk melihat performa penjualan—di Tokopedia dan di TikTok Shop. Sekarang, cukup melalui satu platform seller center, semua data bisa terlihat," ujarnya di Kantor Tokopedia, Jakarta, Kamis (19 Juni 2025).
Ia juga menegaskan bahwa penggunaan seller center baru tidak membatasi penjual untuk berjualan di dua platform sekaligus. Sebaliknya, fitur ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan bisnis. Aditia menyadari bahwa dalam masa transisi ini, pelaku usaha perlu waktu untuk beradaptasi.
"Begitu penjual masuk ke seller center, kami serahkan kembali kepada mereka—apakah ingin langsung mengelola dua platform sekaligus atau mulai dari Tokopedia dulu. Kami menghargai setiap strategi masing-masing penjual," katanya.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa fitur pada seller center Tokopedia yang lama akan mulai dikurangi. Hal ini dimaksudkan agar pelaku usaha terdorong untuk beralih dan mengintegrasikan bisnis mereka ke seller center terbaru.
"Per tanggal 9 Juni kemarin, seller yang masih menggunakan seller center Tokopedia memang masih bisa melakukan transaksi dan mengedit produk, tapi sudah tidak bisa pasang iklan maupun menambah produk baru. Kalau ingin pengalaman yang lebih lengkap dan efisien, mereka perlu beralih ke seller center yang baru," jelas Aditia.
Untuk mendukung proses adaptasi ini, perusahaan secara rutin mengadakan sosialisasi dan pelatihan, agar pelaku usaha bisa memahami cara menggunakan seller center terbaru secara optimal.
"Kami menggelar webinar dua minggu sekali untuk membantu seller memahami cara upload produk, mengelola iklan, mengatur keuangan, dan berbagai hal lainnya dari awal," ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, seller center gabungan Tokopedia-TikTok Shop ini memang dirancang untuk memudahkan brand lokal dan UMKM dalam menjalankan operasional bisnis secara lebih efisien di kedua platform tersebut.
"Para penjual tetap memiliki fleksibilitas untuk memilih berjualan di Tokopedia, TikTok Shop, atau bahkan keduanya sesuai dengan tujuan bisnis masing-masing," tulis pihak TikTok dalam pernyataannya.
Meski begitu, tidak sedikit pelaku usaha yang mengungkapkan kekecewaan dan kebingungan atas platform seller center baru ini. Banyak yang merasa antarmuka TikTok Shop lebih rumit dibandingkan dengan seller center milik Tokopedia sebelumnya.
“Proses perpindahannya membingungkan. Tampilan antarmukanya tidak sesederhana Tokped. Padahal reputasi toko saya sudah bagus,” tulis akun Instagram @eco*****.
“Saya sudah 5 tahun mengandalkan Tokopedia untuk jualan. Tapi sejak aturan untuk seller makin kacau, saya mulai pindah ke Shopee sambil pelan-pelan mengajak pelanggan transaksi di toko Shopee saya. Alhamdulillah, setelah 2 bulan pindah, sekarang saya sudah jadi star seller,” tulis akun @re******.
Sumber: detik.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.