DIGIVESTASI - Dalam sebulan terakhir, pemegang Bitcoin jangka panjang tercatat menjual lebih dari 728.000 BTC, dengan nilai setara hampir US$ 67 miliar berdasarkan harga terkini. Data dari CryptoQuant menunjukkan ini menjadi salah satu aksi jual terbesar sepanjang tahun 2024.

Dilansir dari theblock.co, CryptoQuant menyebutkan bahwa aksi jual ini merupakan lanjutan dari tren penurunan sejak April. Berbeda dengan tren di Oktober, di mana investor institusional tercatat membeli sekitar 250.000 BTC, aksi jual kali ini menunjukkan pergeseran signifikan di pasar.

Bitcoin Mencapai Rekor Tertinggi

Aksi jual besar-besaran ini terjadi di tengah reli besar pasar kripto, yang membawa Bitcoin ke harga tertinggi sepanjang masa, mendekati US$ 100.000. Kenaikan tajam ini dipicu oleh terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, yang dalam kampanyenya memberikan dukungan terhadap teknologi blockchain. Hal ini meningkatkan optimisme di kalangan investor.

Namun, meski harga Bitcoin melonjak, aksi ambil untung dari pemegang jangka panjang mencerminkan kehati-hatian di tengah euforia pasar. Di sisi lain, dominasi Bitcoin di pasar kripto juga menurun ke 51 persen dari sebelumnya di atas 60 persen, menunjukkan peningkatan minat pada altcoin.

Penurunan Harga hingga Kisaran US$ 90.000

Dikutip dari forbes.com, pasar kripto mengalami penurunan tajam pada Rabu (27/11/2024), dengan harga Bitcoin bergerak di kisaran US$ 90.000 hingga US$ 91.000, setelah sebelumnya hampir mencapai US$ 100.000. Penurunan ini menghapus sekitar US$ 200 miliar dari total nilai pasar kripto, yang sebelumnya bernilai US$ 3,2 triliun.

Koreksi tajam ini, menurut CEO Galaxy Digital, Michael Novogratz, disebabkan oleh penggunaan leverage yang berlebihan di pasar.

“Bitcoin mungkin jatuh hingga US$ 80.000 sebelum memulai kenaikan lagi. Namun, saya yakin dalam jangka panjang harga akan melewati US$ 100.000,” ujar Novogratz.