
Crypto News
Deutsche Bank Resmi Siapkan Diri Jadi Mitra Perbankan Bullish - Bursa Kripto Raksasa yang Terdaftar di NYSE!
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 12 February 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa Tiongkok kini dapat mempengaruhi naik turunnya harga minyak global. Hal ini terlihat dari permintaan minyak Pandaland. Tutka Aliazi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan Tiongkok memenuhi kebutuhan minyaknya sendiri. Namun, permintaan bisa melonjak lagi, sehingga berdampak pada harga minyak global.
“Salah satu implikasinya adalah memenuhi permintaan (minyak) Tiongkok.” Tiongkok itu besar. Begitu Tiongkok memenuhi permintaannya (minyak), hal itu akan mempengaruhi harga. “Kemarin China tidak terlalu membutuhkannya, tapi sekarang semakin membutuhkannya,” ujarnya dalam pertemuan yang digelar di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (2 Desember 2024).'', dia menjelaskan.
Lebih lanjut Tutka mengungkapkan, ada tiga negara besar yang menentukan naik turunnya harga minyak dunia, yang turut mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM).
Ia mengatakan, selain China, tiga negara lain di dunia yang menjadi penentu naik turunnya harga minyak adalah Amerika Serikat, Rusia, dan Arab Saudi. "Jadi tiga besar yang menentukan sesuatu adalah minyak, AS, Rusia, dan Arab Saudi. Walaupun saat ini ketiganya adalah tiga besar dan OPEC ada, tapi tiga besar itulah yang sebenarnya menentukan harga minyak," kata Tutka. .
Lebih lanjut, dia mengatakan harga minyak dunia saat ini sedang dalam tren kenaikan.
Tutka meyakini hal ini salah satunya karena dampak konflik Timur Tengah terus mempengaruhi fluktuasi harga minyak global. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada rantai distribusi minyak mentah global. "Ada disrupsi sistem logistik karena bergantung pada isu Timur Tengah. Kalau saya lihat naik turun, naik turun, tapi trennya naik," jelasnya.
Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan Jumat (9 Februari 2024), harga minyak mentah WTI naik 0,81% menjadi ditutup pada $76,84 per barel, sedangkan minyak mentah Brent juga naik atau turun 0,69% dan berakhir pada $82. Meningkat sebesar $19.
Harga minyak melonjak di minggu kedua, minyak mentah WTI naik 6,31% dan minyak mentah Brent naik 6,28%.
Harga minyak mentah mengakhiri minggu ini dengan lebih tinggi pada hari Jumat, naik sekitar 6% setiap minggunya, karena pasar penyulingan semakin ketat di tengah kekhawatiran tentang peningkatan pasokan dari Timur Tengah dan pemadaman listrik.
Harga minyak berjangka telah meningkat sepanjang minggu ini, juga dibantu oleh penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap tawaran gencatan senjata Hamas pada hari Rabu. Harga cenderung lebih tinggi menyusul penurunan 7% pada minggu sebelumnya.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.