6 Hari Lagi Prabowo Resmi Jadi Presiden, Saham-Saham Ini Berpotensi Melejit!

Saham News - Diposting pada 15 October 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dijadwalkan akan diambil sumpah jabatannya pada Minggu (20/10/2024). Selain upacara pelantikan, kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran juga akan diumumkan, meskipun ada kemungkinan pengumuman tersebut dilakukan sehari setelahnya atau dalam pekan setelah pelantikan.

 

Prabowo akan memimpin pemerintahan bersama koalisi besar, yang diperkirakan akan menghasilkan kabinet dengan jumlah menteri yang besar. Menurut Prabowo, mengelola Indonesia yang luas dan kompleks memerlukan jumlah menteri yang lebih banyak, dan beberapa menteri dari era Presiden Jokowi juga akan dipertahankan karena dinilai sebagai orang-orang terbaik di bidangnya.

 

Sebelumnya, muncul kabar bahwa kabinet Prabowo-Gibran akan diisi oleh 44 menteri, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam sebuah acara di Jakarta. Bamsoet menyebutkan bahwa dirinya mendengar kabar "warung kopi" tentang jumlah kursi menteri tersebut.

Pelaku pasar kini menanti kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan di era Prabowo-Gibran, termasuk program "Makan Bergizi Gratis", yang telah diuji coba di beberapa sekolah. Program ini diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi beberapa sektor industri, terutama sektor konsumer.

 

Saham-saham di sektor konsumer, khususnya makanan dan minuman, diperkirakan akan diuntungkan dari program tersebut. Emiten yang berpotensi mendapat manfaat dari program pemberian susu gratis termasuk PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), dan produsen susu lainnya. Untuk produsen makanan, saham-saham seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga diproyeksikan mendapat keuntungan.

 

Sektor perunggasan (poultry) juga diperkirakan diuntungkan, karena ayam dan telur akan menjadi sumber protein utama dalam program ini, mengingat harga yang relatif terjangkau dibandingkan komoditas lain seperti daging sapi dan ikan. Diproyeksikan, oversupply ayam dan telur akan turun menjadi 9% pada 2024, dan berlanjut menjadi 5% pada 2025.

 

Pemerintah juga telah merevisi harga referensi unggas menjadi Rp25.000 per ekor, meskipun belum ada ketentuan mengenai harga dasar ayam hidup dan DOC (day old chicks). Saham-saham di sektor ini yang berpotensi diuntungkan termasuk PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

 

Sektor ride-hailing juga akan berperan dalam program ini sebagai layanan pengiriman, dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan akan mendapatkan peningkatan volume pesanan dari program "Makan Bergizi Gratis". Head of Equity Research Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, memperkirakan tingkat penerimaan GoFood akan mencapai 5-10% karena tingginya volume pesanan.

 

Program-program lain dari pemerintahan Prabowo-Gibran juga diharapkan menguntungkan sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, dan UMKM. Dalam sektor pertanian, program swasembada pangan dan intensifikasi lahan akan meningkatkan produktivitas, sehingga saham-saham produsen beras seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) akan diuntungkan.

 

Sektor perikanan, dengan keterlibatan nelayan lokal, juga akan mendapat keuntungan, dengan saham-saham budidaya ikan dan udang seperti PT Sekar Laut Tbk (SKLT), PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), dan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) berpotensi meraih manfaat.

 

Sementara itu, sektor UMKM akan mendapatkan dorongan melalui program yang mendukung ekonomi kerakyatan. Pemerintahan Prabowo-Gibran berencana meningkatkan UMKM melalui peningkatan lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur.

 

Selain itu, program-program seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), perumahan murah, dan hilirisasi industri diproyeksikan akan menguntungkan sektor konstruksi, properti, dan industri. Saham-saham konstruksi seperti BUMN Karya, serta saham properti seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan mendapat keuntungan dari program ini.

 

Dalam sektor industri, terutama nikel, saham seperti PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan diuntungkan. Di sektor keuangan, perbankan dan lembaga pembiayaan juga berpotensi mendapat keuntungan dari kebijakan pajak yang lebih tinggi.

 

Pada sektor pertahanan, meskipun belum ada emiten pertahanan yang melantai di bursa, potensi go-public perusahaan pertahanan BUMN tetap ada, terutama setelah pembentukan holding BUMN pertahanan.

 

Sektor perkebunan juga akan mendapat dorongan melalui kebijakan pemanfaatan biodiesel dan bahan bakar nabati. Program biodiesel yang saat ini berada di level B35 diharapkan meningkat menjadi B50 di masa depan, yang akan menguntungkan emiten-emiten sawit seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.