Akankah Goldshine mampu menggenjot ANTAM di tahun 2024?

Saham News - Diposting pada 22 December 2023 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) rencananya akan dirilis tahun depan. Salah satunya ditopang oleh harga emas yang diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikannya pada tahun 2024. Kebetulan, penjualan  ANTM hingga kuartal III 2023 terutama ditopang oleh produk emas. Penjualan produk emas mencapai Rp 19,29 triliun.

 

Emas tersebut antara lain bijih nikel senilai Rp 9,78 triliun, feronikel senilai Rp 3,3 triliun, alumina senilai Rp 948,28 miliar, bijih bauksit senilai Rp 305,68 miliar, dan perak Rp 80,80 miliar. Atas keberhasilan tersebut, ANTM mencatatkan laba sebesar Rp 2,84 triliun yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode berjalan. Pendapatan ini meningkat 8,44% dibandingkan Rp 2,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

 

Namun peningkatan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan ANTM yang mengalami penurunan sebesar 8,26% pada Q3 2023. ANTM mencatatkan pendapatan sebesar Rp 30,89 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 33,68 triliun. Analis NH Korindo Axel Ebenhaeser mengatakan harga emas kemungkinan besar akan tinggi pada tahun depan. Hal ini seiring dengan optimisme terhadap data ekonomi AS dan kebijakan The Fed yang semakin dovish. Akibatnya, situasi ini menyebabkan peningkatan permintaan  emas.

 

Axel juga menekankan kemungkinan berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global, termasuk konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Eropa Timur serta meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Hal ini akan menjadi faktor utama yang mendorong  permintaan terhadap aset-aset safe-haven seperti emas.

 

“Dua sentimen utama ini mendorong harga emas naik lebih dari 10% pada tahun 2023,  tercermin dari kenaikan rata-rata harga jual (ASP) emas ANTM sekitar 6% dari tahun ke tahun,” tulis Axel dalam risetnya yang dikutip, Kamis (Desember). 21 Agustus 2023). Ia melanjutkan: “Kami memperkirakan momentum bullish  emas  akan terus berlanjut hingga tahun 2024 dan menjadi katalis positif bagi ANTM.” Axel juga mencatat ASP bijih nikel  ANTM akan mengalami penurunan hingga Q3 2023.

 

Harga pasar dunia untuk bijih nikel dan produk nikel diperkirakan akan turun secara signifikan pada tahun 2023. Penyebab utama turunnya harga nikel dan bijih nikel adalah masih adanya kelebihan pasokan  di pasar global, yang merupakan dampak langsung dari upaya pemerintah Indonesia dalam melakukan hilirisasi rantai pasok nikel. Oleh karena itu, Axel meyakini momentum bullish emas diperkirakan masih akan  berlanjut hingga tahun 2024 dan akan menjadi katalis positif bagi ANTM. Untuk itu, ia merekomendasikan  target harga beli sebesar Rp2.050.

 

“Potensi risiko tahun depan (bagi ANTM) antara lain perubahan kebijakan nikel pemerintah, kebijakan The Fed yang lebih hawkish, dan berlanjutnya penurunan harga nikel,” lanjutnya.

 

Keyakinan dan Strategi ANTAM

Sementara itu, ANTM telah mengembangkan sejumlah strategi  untuk meningkatkan kinerja dasarnya. Direktur Utama Aneka Tambang Niko Kanter menjelaskan ANTM akan memaksimalkan penjualan domestik dan cost Leadership karena harga komoditas seperti emas, nikel, dan bauksit terus berfluktuasi. “Permintaan emas akan meningkat seiring turunnya harga, sementara pasar nikel dan bauksit akan mengalami kelebihan pasokan,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (30 November 2023). “Kami fokus pada strategi.”

 

Sebagai produsen emas Antam, anggota BUMN Holding MIND ID ini memperkirakan permintaan emas akan meningkat, terutama di pasar dalam negeri karena dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga. ANTM yakin investor akan terus melirik emas  sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Kanter menambahkan, salah satu proyek besar yakni pabrik feronikel di Halmahera Timur sudah memasuki tahap awal pengoperasiannya.

 

Pabrik tersebut akan mampu memproduksi 13.500 ton nikel per tahun dalam bentuk feronikel. Setelah  beroperasi penuh, pabrik feronikel Hartim akan berkapasitas 27.000 TNi untuk mendukung produksi feronikel pabrik feronikel Kolakafe di Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, ANTM  memiliki  kapasitas produksi terpasang feronikel  sebesar 40.500 TNi.

 

Pada tahun 2023, ANTM juga akan fokus pada upaya pengembangan energi hijau untuk mendukung tujuan pemerintah dalam mencapai emisi net-zero pada tahun 2060. ANTM senantiasa menggunakan sumber energi ramah lingkungan dalam operasional bisnisnya. Sejalan dengan komitmen tersebut, ANTAM bekerja sama dengan mitra strategis untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Indonesia. Sementara itu, ANTM sedang mengupayakan beberapa mega proyek, termasuk proyek terintegrasi hulu hingga hilir yang membutuhkan dana investasi hingga $6 miliar, selain peralatan infrastruktur seperti pasokan pembangkit listrik.

 

Selain itu, dalam pengembangan hilirisasi bahan baku bauksit, ANTAM saat ini juga fokus membangun pabrik smelter grade alumina Refinery (SGAR) di Mempawa, Kalimantan Barat. Proyek ini dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 1 juta ton SGAR per tahun.

Sumber: bisnis.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.