DIGIVESTASI - PT Indofarma Tbk (INAF), perusahaan farmasi milik BUMN, memberikan penjelasan terkait langkah yang akan diambil usai putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Manajemen menyatakan bahwa perusahaan akan melunasi utang kepada kreditur melalui penjualan sebagian asetnya, tanpa melakukan restrukturisasi utang dengan skema konversi utang menjadi saham.

Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani, menjelaskan bahwa dana untuk melunasi kewajiban kepada kreditur akan diperoleh dari penjualan aset jaminan, baik produksi maupun non-produksi, yang memiliki nilai appraisal sebesar Rp 865,83 miliar. Selain itu, penjualan aset non-jaminan dengan nilai appraisal Rp 88,64 miliar dan sisa kas dari kegiatan operasi terbatas juga akan digunakan untuk melunasi utang.

Manajemen menambahkan bahwa aset yang akan dijual berupa tanah dan bangunan, dengan nilai taksiran sebesar Rp 954,46 miliar berdasarkan penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) tahun 2024. Penjualan aset ini diupayakan menggunakan nilai appraisal sebagai harga penjualan minimum untuk memitigasi kerugian perusahaan.

Pelaksanaan penjualan aset non-jaminan akan dimulai setelah tanggal efektif homologasi, dengan penawaran pertama kepada investor, mitra strategis, atau pihak ketiga lainnya. Jika dalam dua bulan penjualan ini tidak terlaksana, perseroan akan menawarkan aset tersebut kepada kreditur yang memberikan modal kerja.

Utang akan dilunasi sesuai urutan pembayaran yang telah disepakati dalam perjanjian perdamaian dengan kreditur, segera setelah hasil dari penjualan aset diterima.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita